SATULIS.COM, BAUBAU – Ada pemandangan memilukan dibalik kondusifnya penertiban pasar Wameo yang dilakukan Satuan Polisi Pamong Praja, Selasa (21/1/2020).
Puluhan pedagang ikan yang berasal dari luar kota Baubau terduduk lesu, bahkan menangis karena dagangan ikan yang dibawa tidak terjual habis.
Mimi (35), pedagang asal Buton Selatan (Busel) menuturkan, sejak adanya pemberitahuan terkait ditempatkannya kembali pedagang ke dalam pasar, membuat rejeki mereka terombang-ambing tanpa kejelasan.
“Saya menjual di pasar Wameo sudah dari gadis. Dari Satpol-PP bilang menjual saja asal masuk ke dalam pasar, tapi kita mau menjual di dalam katanya kecuali orang Baubau saja yang bisa. Ini pasar rakyat, bukan pasarnya orang Wameo atau Bone-Bone,” tuturnya dengan derai air mata.
Keterangan lain juga didapat satulis.com. Wa Ode (54) asal Pasarwajo mengakui dagangan ikan yang dibawanya sempat ditendang dan diusir oleh pemuda yang hendak membeli ikan darinya.
“Termos ikanku ditendang, karena dia tawar harga murah sekali, kalau kita dari kampung ambil ikan dari kapal redi mahal, bagaimana kita mau jual murah. Makanya ikan yang tidak habis diborong, kita ecer. Kalau tidak, kita mau taruh dimana? coba perhatikan dengan nasib kami,” pintanya.
Bernasib sama, puluhan penjual ikan yang berasal dari luar Kota berkumpul di TPI Wameo, meratapi dagangannya yang tidak terjual. Mereka berharap Pemkot dan PD Pasar Wameo bisa memberikan solusi bagi derita yang dialami.
“Kami ini jual ikan karena ekonomi tidak berkecukupan, buat anak-anak sekolah. Cukup mamanya saja yang jual ikan, anaknya jangan. Tolong lihat juga kami yang cari nafkah dari luar,” timpa seorang pedagang dari Boneatiro. (Adm)
Peliput : Cahya