SATULIS.COM, BAUBAU – Kepengurusan Rizky sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Baubau, dianggap gagal oleh sejumlah kader. Hal itu berimbas pada perpecahan ditubuh internal HMI Cabang Baubau.
Jaka Indrawan, salah satu kader HMI Baubau mengaku sangat malu terhadap jalannya roda organisasi yang tidak memperhatikan nawacita konstitusi yang berlaku pada HMI cabang Baubau. Hal itu berdampak pada timbulnya berbagai macam persoalan dan menjadikan setiap kader HMI terpecah bela.
“Saya merasa malu dengan kepengurusan HMI cabang Baubau saat ini yang dipimpin laode Rizky atau kerap di sapa Gio. Semenjak saya berkader pada tahun 2017, sejak kepemimpinan Ardi wabula yang sekarang wasekjen PAO PB HMI, itu sangat berbeda sekali,” bebernya.
Menurut Jaka Indrawan, saat kepengurusan Ardi Wabula, semua komisariat aktif dan memiliki pengurus yang terstruktur. Sehingga kader yang baru selesai melaksanakan basic training, mampu berorentasi pendalaman ilmu melalui komisariat.
“Tapi setelah ketua umum di ganti, maka ruang gerak dalam HMI Cabang Baubau sudah terbatas, sehingga kami sebagai kader tidak bisa berbuat apa-apa lagi, baik dalam kepengurusan Cabang maupun komisariat,” ungkap Jaka Indrawan.
Jaka Indrawan menegaskan, HMI Baubau dibawah kepengurusan Laode Rizky, tidak membawa sisi positif, melainkan konflik yang ditaburkan kepada para kader.
“Salah satunya konflik komisariat yang sampai saat ini belum memiliki kejelasan untuk setiap kepengurusan didalamnya, sehingga timbul rasa saling benci antara sesama kader,” bebernya.
Menanggapi kritikan itu, pengurus HMI Cabang Baubau melalui Ketua Bidang PAO, Syamril memberikan apresiasi terhadap Jaka Indrawan karena telah menaruh perhatian terhadap organisasi. Meski begitu, Syamril menegaskan apa yang diungkapkan Jaka Indrawan sangat keliru.
Jika hendak membandingkan kepengurusan kami dengan Ardi Wabula, saya rasa dijaman Ardi Wabula beberapa komisariat di bekukan, dan saya aktifkan kembali dijaman kepengurusan kakanda La Ode Rizki. Misalkan insan cita yang ada di Pasarwajo,” terang Syamril.
Soal pengkaderan dan kegiatan-kegiatan HMI lanjut Syamril, saudara Ardi Wabula saat menjadi ketum, hanya melakukan milad HMI di aula palagimata. Pasca itu hampir tidak ada kegiatan positif yang dilakukan. Bahkan bendera HMI tak pernah sekalipun terlihat turun untuk memperjuangankan masyarakat dan memberikan masukan terhadap kondisi daerah.
Saat ini kaya Syamril, satu-satunya komisariat yang belum melakukan rapat anggota Komisariat adalah Komisariat FISIP Unidayan. Hal itu juga berkaitan dengan klaim kelompok mantan Kabid PA belum lama ini diberi sanksi akibat membuat rusuh dalam arena training.
“Adinda Jaka Indrawan ini seingat saya adalah salah satu kader yang tidak begitu aktif mengikuti kegiatan HMI. Jadi agak wajar jika ia berasumsi seperti itu. Sebab boleh dicek bagaimana aktifnya kegiatan HMI dijaman kepengurusan kami,” jelasnya.
Lebih lanjut, Syamril menunding konflik internal yang saat ini terjadi dalam tubuh HMI Cabang Baubau, sengaja didesain oleh beberapa senior. Salah satunya adalah oknum ASN yang baru saja dilaporkan.
“Tetapi sudahlah, kami hanya bisa menghimbau kepada seluruh kader HMI Cabang Baubau untuk sama-sama kita perbaiki Himpunan ini. Jangan sekali-kali menyelipkan kepentingan pribadi dengan menggunakan tangan adik-adik,” tutupnya. (Adm)