Soal Pesan Berantai Ada Pasien Corona, Ini Penjelasan Satgas Covid-19 Baubau

1297
Walikota Baubau, AS Tamrin bersama Wakil Walikota Baubau, La Ode Ahmad Monianse dan Sekda Roni Mukhtar saat mengikuti telekonferens dengan Gubernur Sultra, Alimazi, Jumat (03/04/2020).

SATULIS.COM, Baubau – Tim Gugus Tugas Covid-19 Kota Baubau merilis informasi resmi terkait dua warga Kota Baubau yang ramai dibicarakan publik di media sosial, Rabu (15/04/2020).

Masing-masing seorang ibu berumur 28 tahun di Kecamatan Wolio yang baru melahirkan sepekan lalu dan seorang pria berumur 55 tahun, cluster pekerja di salah satu kapal laut yang beralamat di Kecamatan Betoambari.

Berdasarkan hasil penilaian medis dari dr. Lukman, Sp.PD selaku Ketua Satgas Gugus Tugas Covid RSUD Kota Baubau, kedua warga tersebut memiliki ‘status Covid-19’ yang berbeda.

- Advertisement -

Ibu asal Kecamatan Wolio terklarifikasi statusnya sebagai Orang Tanpa Gejala (OTG) sementara Pria asal Betoambari tersebut terklarifikasi berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP).

Dijelaskan dr. Lukman, penetapan OTG bagi ibu tersebut berdasarkan defenisi OTG bahwa pasien adalah orang yang tidak bergejala, dan memiliki resiko tertular dari orang positif Covid-19. Sementara dari penyelidikan epidemologi yang diperoleh dari pasien tersebut, tidak jelas riwayat kontaknya, dengan orang yang positif Covid-19.

“Saya sendiri telah mengecek langsung kondisi ibu tersebut siang hari tadi setelah dilaporkan oleh dokter jaga di RSUD Baubau. Benar terklarifikasi jadi OTG. Dan sesuai prosedur perlakuan kita terhadap pasien, atau OTG dengan hasil Rapid test yang reaktif adalah karantina mandiri, dengan diikuti pemantauan ketat dari petugas surveilans di Puskesmas domisili,” kata dokter Lukman.

Sementara itu, terkait status pria asal Betoambari itu terklarifikasi statusnya sebagai ODP, setelah mendapat laporan dari petugas surveilans Dinas Kesehatan Kota Baubau, karena diperoleh adanya riwayat demam dalam 14 hari terakhir.

“Berdasarkan defenisi operasional, bahwa ODP adalah orang yang mengalami demam lebih dari 38 derajat Celcius, atau riwayat demam, atau gejala gangguan sistem pernapasan, seperti batuk, pilek, sakit tenggorokan dan pada 14 hari terakhir, sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di negara/wilayah yang melaporkan transmisi lokal, atau orang yang mengalami gejala gangguan sistem pernapasan, seperti pilek, sakit tenggorokan, atau batuk dan pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi Covid-19,” ungkap dokter ahli penyakit dalam ini.

Baca Juga :  Sehari Sebelum Idul Fitri, Pria Asal Baubau Menikah di Dalam Penjara

Dokter Lukman kembali menegaskan, kendati pria tersebut telah terklarifikasi statusnya sebagai ODP, namun pada hari Kamis besok (16/4), ia akan kembali menemui pria tersebut untuk melakukan pemeriksaan lanjutan. Dalam waktu dekat pula, kedua warga tersebut akan diupayakan pemeriksaan Swab tenggorokan dan selanjutnya dilakukan PCR.

Atas penetapan status kedua warga dimaksud, dokter Lukman juga telah melaporkan kepada Wali Kota Baubau, Dr. H. AS. Tamrin, MH selaku Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Baubau.

Beberapa pejabat yang hadir pada kesempatan itu diantaranya Sekda Kota Baubau, Dr. Roni Muhtar, M.Pd – Asisten I Setda Kota Baubau, Kepala Dinas Kesehatan Kota Baubau, Kepala Pelaksana BPBD Kota Baubau, Direktur RSUD Kota Baubau, dan sejumlah tim dari Sekretariat Gugus Tugas Covid-19.

“Sebagai dokter Satgas Gugus Tugas Covid RSUD Kota Baubau, saya mengajak kepada segenap tenaga medis; baik dokter, perawat, tim surveilans, yang berada di seluruh wilayah Kota Baubau untuk tetap waspada, selalu semangat, dan tetap saling mengingatkan, serta saling mendukung dalam upaya memutus rantai persebaran Covid-19 di kota ini,” imbau dokter Lukman.

Wali Kota Baubau menyikapi kondisi ini usai pertemuan tersebut, menyatakan secara tegas bila Pemerintah Kota Baubau sangat serius dalam upaya penanggulangan memutus mata rantai pesebaran Covid-19 di kota ini.

“Sebagai kepala daerah, saya mengajak kita semua untuk tetap tenang, tidak panik berlebihan, namun tetap waspada seraya terus berdoa, agar penyebaran Covid-19 ini segera berakhir, dan kita bisa melaksanakan aktivitas sebagaimana biasanya,” tandas AS. Tamrin.

Wali kota juga mengapresiasi kinerja para dokter, segenap tim medis dan paramedis, bidan TNI-Polri, Camat, Lurah, serta segenap stakeholder lainnya yang telah mendedikasikan diri dan menjadi garda terdepan dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19 ini.

Baca Juga :  Ahli Biologi: Indonesia Bisa Bebas dari Covid-19 Tanpa Vaksin

“Saya juga berharap kita semua bersikap arif dan bijak terhadap informasi-informasi yang berkembang di media sosial, dan pemberitaan umumnya. Terkait Covid-19, informasi resminya berasal dari Gugus Tugas, atau pihak yang secara resmi dipercayakan pemerintah untuk menyampaikannya,” tegas Wali Kota.

Sebelumnya, warga Kota Baubau digegerkan dengan beredarnya informasi adanya warga Kota Baubau yang terindikasi terpapar virus Corona (Covid-19). Informasi ini beredar baik via WhatsApp maupun Facebook, Rabu 15 April 2020.

Berikut bunyi pesan tersebut “Assalamualaikum, Kepada teman teman Bidan barusan kami konfirmasi dgn RSUD Palagimata,kalau merujuk Pasien ibu Hamil / Bersalin jangan ada dulu yg ke RSUD Palagimata Krn,skrg Ruang Kebidanan lgi tutup Krn ada ibu Hamil yg repid Tes.nya Positif Corona namun msh menunggu hasil PCR.nya,Sementara Semua petugas di ruang kamar bersalin lgi di isolasi mandiri..tks”.(adm)

Komentar