SATULIS.COM, Kendari – Gubernur Ali Mazi mengunjungi Jembatan Teluk Kendari yang sedang berada dalam tahap akhir pembangunannya. Di tengah masa pandemi Covid-19, penyelesaian Jembatan Teluk Kendari ini terus dikebut dengan tetap memperhatikan Protokol Kesehatan Covid-19.
Di setiap sudut lokasi pembangunan tersedia peralatan keselamatan diri, hand sanitizer, alat pindai panas tubuh, dan tentu saja, semua pekerjanya wajib menggunakan masker.
Saat tiba di lokasi, Gubernur Ali Mazi di sambut oleh Sulkarnain Kadir (Walikota Kendari), Abdurrahman Shaleh (Ketua DPRD Sultra), Ridwan Bae (Anggota DPR-RI Dapil Sultra dan Wakil Ketua Komisi V DPR-RI), dan Yohanis Tulak Todingrara (Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari), juga Kolonel (P) Baharuddin Anwar (Dan Lanal Kendari) dan perwira yang mewakili Kapolda Sultra.
Para tokoh ini kemudian menemani Gubernur Ali Mazi menginspeksi Proyek Infrastruktur Strategis Nasional yang mulai dikerjakan tahun 2015 dengan skema Multi-Years Contract itu. Peninjauan ini berakhir di tengah area Main Span atau titik tengah Jembatan Teluk Kendari.
“Dalam waktu dekat saya akan menghadap Bapak Presiden Joko Widodo untuk melaporkan proyek yang dikerjakan oleh Pemerintah Pusat di kota Kendari ini,” kata Gubernur Ali Mazi, didampingi Wakil Ketua Komisi V DPR-RI dan Ketua DPRD Sultra, Jumat (15/05/2020) Sore.
“Jembatan Teluk Kendari adalah anugerah bagi masyarakat Sultra, khususnya Kota Kendari. adalah monumen yang perlu kita jaga dan pelihara. Sampai kapan pun, jembatan ini, insya Allah akan selalu menjadi monumen kebanggaan masyarakat Sultra. Sebagai pemerintah, saya memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah melaksanakan kegiatan ini dengan sungguh-sungguh dan tertib,” kata Gubernur Ali Mazi.
Jembatan sepanjang 1.348,47 meter ini mengunakan konstruksi Cable Stayed, dengan berat kabel 363 ton lebih dan volume beton 70.613,17 m3. Anggaran pembangunan Jembatan Teluk Kendari bersumber dari APBN tahun anggaran 2015 s/d. 2020, dengan total anggaran dalam sembilan nilai kontrak, berjumlah 800 miliar lebih, dan dikerjakan selama 4 tahun 6 bulan.
Pada proses akhir masa pelaksanaan konstruksi jembatan ini akan diserah terimakan pertama (PHO/Provisional Hand Over) antara kontraktor pelaksana dan Pejabat Pembuat Komitmen pada 1 Juli 2020. Selama tiga tahun, JTK akan melalui masa pemeliharaan sebelum diserah terimakan (FHO/Final Hand Over) kepada Pemerintah Kota Kendari, pada 30 Juni 2023.
Jembatan Teluk Kendari ini merupakan inti dari Skema Pengembangan Jaringan Jalan Nasional di Kota Kendari sebagai infrastruktur pendukung pengembangan Pelabuhan Bungkutoko dan Kendari New Port yang akan menjadi pintu masuk bagi komoditi dari dan keluar Kota Kendari maupun Provinsi Sulawesi Tenggara, sehingga dapat meningkatkan volume pengangkutan barang dan aktivitas perdagangan.
Jembatan Teluk Kendari dibangun untuk mendukung Jaringan Jalan Nasional dengan menghubungkan Jalan Lingkar Kendari pada Kota Lama dan Poasia, yang diharapkan akan diiringi dengan semakin meningkatnya pembangunan di Kota Kendari.
Jembatan Teluk Kendari adalah salah satu dari tujuh visi-misi Gubernur Ali Mazi di periode pertama kepemimpinannya. Proyek ini merupakan salah satu jembatan selain jembatan TONA (Buton-Muna), Bandara Haluoleo, Kompleks Perkantoran Bumi Praja, Mesjid Agung Al-Kautsar, Alun-alun Menara Persatuan, Gedung DPRD Sultra, termasuk renovasi Rumah Jabatan Gubernur Sultra.
Jembatan ini sejatinya adalah gagasan Gubernur Abdullah Silondae yang tidak pernah terwujud, yang kemudian berusaha diwujudkan oleh dua gubernur selanjutnya, Ali Mazi dan Nur Alam. Kurang dari 20 tahun, kedua gubernur ini berhasil mewujudkan jembatan yang membentang di atas Teluk Kendari, sebagaimana Golden Gate Bridge di atas Teluk San Fransisco, California, seperti yang diimpikan Gubernur Abdullah Silondae. (Adm)