Rabu, November 27, 2024

Demo Dugaan Ijazah Palsu Bupati Busel, Massa Sandera dan Coba Ikat Seorang Anggota Dewan

SATULIS. COM, Buton Selatan – Puluhan massa aksi unjuk rasa (unras) yang tergabung dalam barisan Pemuda Kepton Barakati sempat menyandera dan mencoba mengingat salah seorang anggota legislatif Buton Selatan dari Fraksi Golkar, La Hijira.

Tindakan itu dilakukan sebagai bentuk kekecewaan massa tentang kinerja anggota DPRD Busel.

Menurut pantauan di lokasi, kejadian penyanderaan berawal saat aleg La Hijira yang saat itu seorang diri menerima massa aksi untuk menyampaikan aspirasi dan melakukan dialog perihal kejelasan kasus yang menjerat bupati Busel, La Ode Arusani yang diduga memiliki ijazah palsu saat menjabat.

Menurut Hijira, Persoalan ini bukanlah hal yang baru, dalam perjalanannya kasus ini sudah dinyatakan SP3 setelah adanya putusan pra peradilan PN Mimika yang menyatakan laporan pelapor ditolak.

“Jika saat ini Pemuda Kepton Barakati datang membawa bukti baru bahwa menurut Ombudsman Mimika pada tahun 2005 SMP negeri Banti tidak pernah melakukan ujian, berarti akan ada babak baru. Supaya persoalan ini tidak berlarut-larut,” Ungkap La Hijira saat dimintai keterangan setelah insiden penyanderaan terjadi di ruang rapat kantor DPRD Busel, Kamis (18/6/2020).

Ia menambahkan sebagai aleg dirinya tidak dapat membuat keputusan sendiri terkait hal itu. Berhubung saat itu hanya seorang diri, Hijira menjelaskan bahwa rekan aleg yang lain saat ini tidak berada di tempat karena sedang melaksanakan perjalanan dinas ke daerah Muna dan Kendari.

“Tentu persoalan ini akan kami rapatkan, aleg DPRD Busel kan ada 20 orang. Jika nanti harus dibentuk pansus dan anggota komisi setuju, maka saya orang pertama yang setuju untuk membentuk pansus,” tegasnya.

Kendati sudah menjelaskan, massa aksi tetap pada komitmen dan meminta DPRD Busel untuk memakzulkan La Ode Arusani sebagai bupati Busel yang dianggap tidak kompeten sebagai kepala daerah.

Baca Juga :  Lakarada Sentra Kuliner Baru Buton Selatan

Suasana mulai memanas ketika massa aksi mulai anarkis dengan membuang kursi ke atas meja rapat dan mengeluarkan tali rafia dengan maksud mengikat dan menyandera aleg La Hijira karena dianggap tidak mampu mewakili rakyat.

Aksi saling dorong pun tidak terelakkan, Hijira yang menolak diikat memberontak dan mengatakan aksi penyanderaan yang dilakukan tidak beralasan.

Aksi massa dapat diredam saat aparat kepolisian merengsek masuk ke kerumunan dan mengamankan keadaan menjadi terkendali. (Adm)

Peliput : Cahya/Firman

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

IKLAN

Latest Articles