SATULIS.COM, Buton – Jajaran Organisasi Perangkat daerah (OPD) Lingkup Pemkab Buton menggelar Rembuk Stunting. Rembuk tersebut merupakan upaya pencegahan stunting di Bumi Penghasil aspal tersebut.
Rembuk stunting merupakan gelar aksi 3 dari 8 aksi konvegensi dalam upaya pencegahan dan penurunan prevalensi stunting. Kegiatan ini bertujuan untuk memaparkan hasil aksi 1 dan 2 (analisis situasi dan rancangan kegiatan intervensi terintegrasi).
Rembuk dipimpin langsung Bupati Buton, Drs. La Bakry, MSi di Aula Kantor Bupati Buton, Senin, 29 Juni 2020.
Rembuk atau deklarasi komitmen Pemkab Buton dalam upaya pencegahan dan penurunan stunting tersebut dihadiri Wakil Bupati Buton Iis Elianti, Ketua DPRD Buton, Harasi Salad, SH, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Buton Ir, Zilfar Djafar, MSi, sejumlah OPD yang terlibat dalam penanganan stunting, Kementerian Agama, serta Camat, dan Kepala Puskesmas yang menjadi lokus stunting.
Rembuk yang digelar pagi hari itu mengangkat tema, ‘Dengan Kebersamaan Mari Kita Cegah Stunting di Kabupaten Buton’.
Dalam sambutannya, Bupati Buton La Bakry berharap rembuk tersebut melahirkan ide baru dalam upaya pencegahan stunting di Kabupaten Buton.
“Melalui rembuk ini kita harapkan dapat melahirkan gagasan dalam hal pencegahan stunting di Kabupaten Buton. Selain itu melalui rembuk ini kita menghasilkan langkah-langkah strategis dalam penanganan stunting. Kedepan langkah-langkah penanganan stunting harus lebih terstruktur untuk masa depan generasi muda Buton,” harap orang nomor satu di Kabupaten Buton ini.
Salah satu faktor terjadinya stunting, menurut Politisi Golkar ini adalah asupan gizi. Untuk itu, ia meminta kepada semua stakeholder terkait untuk memberikan pemahaman terkait pentingnya keseimbangan gizi kepada masyarakat.
“Itu lah pentingnya gizi bagi pertumbuhan anak kita. Sayur, buah, nah ini pemahaman ini harus kita teruskan ke bawah, perlu kita sosialisasikan,” ujar La Bakry.
Dikatakannya, pada 1000 HPK tentunya dibutuhkan stimulan pada berbagai aspek agar bayi yang dikandung dan dilahirkan kelak dapat sehat dan tidak stunting. Tentunya dengan memperhatikan hal-hal yang spesifik dan sensitif, dengan dukungan ekonomi yang kuat, agar dapat menyelesaikan persoalan stunting kedepan.
“Permasalahan stunting perlu dukungan dari semua pihak mulai dari tingkat desa, kecamatan sampai kabupaten agar stunting bisa diselesaikan. Disamping itu perlu adanya kesamaan langkah dan tindakan dengan menjadikan stunting sebagai mainstream agar tidak mempengaruhi alokasi pembangunan,” katanya.
Menurut Bupati Buton penanganan stunting dengan pemberian vitamin pada anak-anak sangat perlu. Untuk itu ia memerintahkan Dinas Kesehatan untuk mendata secara menyeluruh anak-anak di bumi penghasil aspal ini, agar diberi asupan gizi termasuk vitamin.
Di tempat yang sama, Kepala Bappeda Ahmad Mulia, SPt, MSi yang juga Ketua Tim Pencegahan Stunting Kabupaten Buton mengungkapkan ada delapan aksi yang akan dilaksanakan dalam penanganan stunting di Buton.
Kedelapan aksi tersebut diantaranya aksi analisa situasi, aksi rencana kegiatan, aksi rembuk stunting, aksi perbup/perwali tentang peran desa, aksi Kader Pembangunan Manusia (KPM), aksi manajemen data, aksi pengukuran dan publikasi data, serta aksi review kinerja tahunan.
“Dari delapan aksi, Kabupaten Buton insyah Allah sudah masuk empat aksi dengan 100 persen,” terang Ahmad Mulia. (Adm)