Salurkan Donasi Covid-19 di Binongko, Umar Samiun Juga Bantu Pembangunan Masjid

584
Ketgam : Umar Samiun di dampingi anak dan istri menyerahkan bantuan secara simbolis kepada salah satu warga Binongko, Selasa (10/11/2020). (Satulis.com/Gunardih Eshaya)

SATULIS.COM, WAKATOBI – Samsu Umar Abdul Samiun melanjutkan lawatannya di Kabupaten Wakatobi, dari pulau Tomia ke pulau Binongko, Selasa (10/11/2020). Tiba sekira pukul 10.05 Wita dipelabuhan Binongko, Umar Samiun bersama rombongan menuju lokasi kegiatan di Kelurahan Rukua, Ibukota Kecamatan Binongko.

Tiba di lokasi kegiatan, ratusan warga yang didominasi ibu-ibu, telah menunggu kedatangan Umar Samiun. Sama halnya di Pulau Kaledupa dan Tomia, kedatangan Umar Samiun untuk menyalurkan donasi beras secara simbolis kepada masyarakat Binongko yang tersebar pada dua Kecamatan, yakni Binongko dan Togo Binongko.

Sebanyak 30 ton beras dari 100 ton diperuntukkan bagi masyarakat Pulau Binongko. Selain menyalurkan donasi Covid-19, pria yang baru saja menyandang gelar La Ode Barani Mina Yi Tomia ini, juga memberikan bantuan berupa uang tunai sebesar Rp 5 juta dan 100 sak semen untuk pembangunan masjid Fastabiqul Khoirot di Kelurahan Rukua.

- Advertisement -

Dalam sambutannya, Umar Samiun, menyampaikan ucapan terimakasih atas sambutan hangat masyarakat pulau Binongko. Dalam suasana yang demikian sempit di masa pandemi Covid-19, Umar Samiun mengaku masih diberi kelonggaran rezeki oleh Allah SWT. Olehnya itu dia ingin berbagi rezeki tersebut dengan masyarakat di Wakatobi.

“Bantuan yang saya berikan mungkin tidak begitu besar. Jangan dilihat besar kecilnya, tetapi lihat keikhlasannya. Ini juga menjadi suatu wadah bagi kita untuk menjalin silaturahim,” jelas Umar Samiun.

Ketgam : Umar Samiun berpose bersama warga di kelurahan Rukua, Kecamatab Binongko, Selasa (10/11/2020) usai menyerahksn bantuan beras secara simbolis. (Satulis.com/Gunardih Eshaya)

Umar Samiun juga memberikan uang tunai kepada seluruh masyarakat yang hadir. Uang tersebut sebagai bentuk ‘Pasali’ atau penghargaan dan ucapan terimakasih atas kemurahan langkah kaki masyarakat yang telah mau datang meluangkan waktunya.

Dalam kesempatan itu, Umar Samiun tidak lupa menegaskan kembali Kejayaan Kesultanan Buton yang memang tidak pernah dijajah oleh Belanda. Kesultanan Buton yang kemudian memilih bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) atas permintaan Presiden Soekarno, wajib mekar menjadi Provinsi Kepulauan Buton (Kepton).

Baca Juga :  Pemdes Ambeua Raya Serahkan BLT Ke Rumah Warga

Dengan menjadi provinsi baru terlepas dari Sultra, maka kejayaan Kesultanan Buton akan kembali bangkit dan diperhitungkan dalam kancah nasional. Identitas Kebutonan akan menjadi perekat yang kuat antara intitas yang dimiliki.

“Intitas kita itu ada yang dari Cia-cia, Pancana, Wolio, termaksud saudara kita dari Wakatobi, terkhusus di Binongko ini. Tetapi kalau kita berada diluar, hal yang menyatukan kita itu adalah Buton. Saat kita ditanya di perantauan, kita selalu menjawab dari Buton, bukan dari Binongko atau Pancana. Itu kenapa kemudian dinamakan Kesultanan Buton, begitu juga dengan Benteng keraton Buton, bukan benteng keraton Wolio. Jadi Buton itulah jadi identitas pemersatu kita,” tegas Umar Samiun.

Salah satu perwakilan warga, La Ode Jufri Defani, mengucapkan rasa syukur yang mendalam atas apa yang dilakukan Umar Samiun untuk masyarakat pulau Binongko. Letak pulau Binongko yang berada diujung Wakatobi, selalu membuat orang berpikir untuk berkunjung. Tapi tidak dengan Umar Samiun.

“Insya Allah kebaikan pak Ode (Umar Samiun) akan dibalas. Rezekinya terus ditambah. Ini contoh pemimpin yang ikhlas. Kami disini tidak pernah dijanjikan sesuatu, tetapi pak Ode langsung berbuat tanpa berjanji,” kata La Ode Jufri Defani. (Adm)

Komentar