SATULIS.COM, BUTON TENGAH – Visitasi institusi Univetsitas Sembilan Belas November (USN) baru saja di lakukan, tepatnya pada Senin (26/01/2021) antara pihak kampus bersama tim asessor Ban-PT yang digelar secara online/daring.
Meski terbilang muda/baru, kampus yang awalnya bernama yayasan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Sembilan Belas November (USN) sebentar lagi akan mampu bersaing dengan Perguruan Tinggi Negeri lainnya yang ada di Indonesia.
Atas capaian itu, Rektor USN Kolaka, Dr. Azhari, S.STP.,M.Si mengaku sangat bersyukur dimana hal itu terjadi atas dukungan semua pihak baik civitas akademik dari USN maupun seluruh sahabat-sahabat sejawatnya yang tidak bisa Ia sebutkan satu persatu.
Atas itu, kemudian Ia merasa memiliki tanggung jawab yang besar agar kedepan kampus yang Ia besarkan sejak 2005 ini bisa menjadi kampus besar dengan visi yang besar pula.
“Tentunya saya memiliki tanggungjawab dalam meletakan visi USN kedepan. Saya menjelaskan kepada tim asesor Ban-PT. bahwa periode pertama USN menggapai visi untuk menjadi perguruan tinggi yang masuk jajaran terbaik Asean 2039″. tulis Azhari di laman Facebooknya yang kemudian media melakukan konfirmasi, Rabu, (27/01/2021).
Untuk mencapai visi itu, tambah putra daerah Buteng asal Mawasangka ini, akan membagi visi tersebut menjadi tiga (3) tahap.
“2014-2022, adalah tahap USN mesti merampungkan kelayakan infrastruktur sebagai kampus. Gedung-gedung kuliah mesti dirampungkan, laboratorium dasar, perpustakaan dan auditorium, serta rektorat mesti selesai, ” lanjut Azhari dalam unggahannya.
“Untuk itu infrastruktur mesti siap terlebih dahulu, agar mahasiswa merasa nyaman tentu saja semua kegiatan termasuk praktek dan lain lain dapat terasa nyaman” bebernya.
Pada tahap kedua, visi USN adalah penguatan kelembagaan dan tradisi akademik. Tahap ini menjadikan USN kampus yang humanis, nasionalis, religius dan memelihara tradisi akademik yang menjunjung tinggi etika ke ilmuan.
“Kita mesti melihat segalanya dalam bingkai ilmu, bila berbicara tentang fenomena sosial dan pengembangan lembaga. Karena itu fungsi institusi akademik tidak boleh mengedapankan SARA. Tetapi akademisi dan ilmuan yang kita harapkan adalah mereka yang matang dalam keilmuan tetapi tetap berada pada koridor budaya dan keyakinan beragama yang baik.” Ungkapnya
Dengan demikian, semua dapat berjalan pada rel keindonesian yang jelas. Karena Indonesia adalah negeri yang beraneka, bermulti budaya, ras, tetapi semua masyarakat nusantara adalah mereka yang memiliki keyakinan kepada penguasa jagat raya, walau dengan nama dan simbol yang berbeda.
Bila tahap kedua sukses, jelasnya, maka tahap ketiga pada 2030 yang akan datang USN sudah siap melahirkan peneliti dan ilmuan yang mampu berbicara dikanca nasional dan regional ditahun 2039.
“Saat ini, tahap pertama telah mencapai 80 persen rampung. Untuk dasar tahap dua juga telah di awali dengan sadar. Misal sebagai rektor membuat acuan tinggi untuk bisa meraih pangkat akademik dasar di USN,” jelasnya.
“Kami yakin bahwa USN diawali dengan semangat untuk mampu menerobos pemikiran yang pesimistik. Kami selalu optimis bahwa hari depan adalah milik orang-orang yang mau bersungguh sungguh dalam usaha dan keyakinan terhadap kebesaran-Nya” tutupnya. (Adm)
Peliput : Arwin