SATULIS.COM, BUTON TENGAH – Pemerintah Kabupaten Buton Tengah (Buteng) Sulawesi Tenggara (Sultra) melalui Bupati Samahuddin sebelumnya telah meresmikan pembangunan pasar sentral Kabupaten yang terletak di desa Teluk Lasongko, Kecamatan Lakudo.
Pasar Kabupaten yang di beri nama pasar rakyat Lakudo tersebut menjadi salah satu lokasi yang dianggap strategis untuk menopang perekonomian masyarakat Buteng khususnya desa yang ada di dekat lokasi pasar.
Hal itu seperti apa yang diharapkan oleh kadis Perindag, Usman Mbolosi, saat mendampingi Bupati dalam peresmian pasar pada bulan lalu.
Karena lokasinya yang dianggap strategis, tak tanggung tanggung untuk membangunnya saja Pemkab Buteng rela menggelontorkan dana puluhan miliar rupiah meskipun diketahui sumbernya berasal dari pusat.
Pantauan Satulis.com sekitar pukul 15.30 Wita, pada Senin (22/03/2021) di pasar tampak lesu. Proses jual beli pun nyaris tidak terlihat seperti pasar kebanyakannya.
Pasar tersebut terlihat seperti pasar “Hantu”. Akses jalan yang jauh dari pemukiman, lantai bangunan pasar yang retak retak serta kondisi atap yang bocor seolah tak terawat.
Salah satu pelaku pasar yang ditemui menuturkan bahwa kondisi pasar Kabupaten tersebut memang sunyi apalagi hanya di buka tiga (3) kali dalam seminggu.
“Memang sunyi pasar ini. Rame kalau ada kegiatan seperti ada pasar malam saja,” tutur pedagang yang tidak mau disebutkan namanya tersebut.
Menurutnya, penyebab sunyinya pasar tersebut karena aksesnya yang sulit. Selain itu adanya beberapa atap bangunan yang bocor membuat tidak betahnya para pedagang.
“Ada beberapa atap toko yang bocor, makanya di dalamnya hanya di isi sedikit jualan, karena teman itu menjual dipasar Lombe bukan disini (menyimpan barang seperti gudang),” katanya.
Kemudian Ia bercerita bahwa sejak diresmikan oleh Bupati, pasar tersebut sepi pengunjung.
“Kan pasar ini di buka hanya Senin, Rabu dan Jumat. Kalau Senin Rabu pasar ini sunyi karena orang memilih berdagang di pasar besar (sambil menunjuk pasar Mone). Sedangkan hari Jumat lumayan ramelah,” bebernya.
Untuk meyakinkan bahwa saat Jumat ramai pengunjung, Pedagang tersebut menyebutkan jumlah dagangannya yang laris terjual.
“Waktu jumat kemarin itu rame sampai laku 500 ribu itupun karena ada komedi putar disini,” ungkapnya.
Meski begitu, pedagang tersebut tetap bersyukur karena Pemda melalui Disperindag telah memberikan los dagangan secara cuma cuma untuk menyambung hidup.
“Ya kita syukuri saja, minimal ada kesibukan untuk menjual,” tutupnya. (Adm)
Peliput : Arwin
Editor : Gunardih Eshaya