Terinspirasi Ayah, Hardhy Muslim Maju Calon Sekda Butur

807

SATULIS.COM, BUTON TENGAH – Muhammad Hardhy Muslim, sosok pria yang selalu menjadikan Ayahnya Drs. H Muhammad Husni Zakariah sebagai sumber inspirasi, meski telah kembali di hari baan Allah SWT. Mengapa? Karena perjalanan karir Almarhum di dunia birokrasi mampu menduduki kursi Sekda pada tahun 1973.

Apalagi waktu itu, salah putra daerah yang diutus pemerintah Kabupaten Buton di masa Bupati Drs. Muh. Kasim di Institut Ilmu Pemerintahan (IIP) Malang 1969. “Beliau selesai tahun 1972, mungkin kalau tidak salah,” kenang Hardhy.

Tidak hanya itu, ayah diangkat sebagai PNS di posisi golongan II terus beliau ikut kursus dinas C di Makassar dan salah satu Alumni APDN tahun 1967, sambil menjalani studi dan tugas-tugas pemerintahan di Pemkab Buton sampai selesai APDN.

- Advertisement -

“Begitu pulang, beliau langsung menjabat sebagai Kabag Pemerintahan dan beberapa jabatan strategis lainnya. Setelah almarhum ditunjuk sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Buton di usia 35 tahun waktu itu,” ungkap Hardhy Muslim.

Dari perjalanan karir birokrasi dan studi ayahanda, Muhammad Hardhy Muslim cukup terinspirasi untuk mengikuti rekam jejak karir ayahnya.

“Jadi berangkat dari besid keluarga pemerintahan, itulah yang menginspirasi saya. Bapak saya bisa bergelut di pemerintahan mulai dari golongan dua, terus menjadi kepala distrik (Camat, red) Lasalimu sampai puncak karir beliau (ayah, red) menjadi pembantu Gubernur Wilayah Daratan Sulawesi Tenggara,” kenang Hardhy Muslim.

Bahkan Almarhum Ayah, pernah menjabat Pj Bupati Kabupaten Kendari (Konawe, red). Selain itu, pernah menjadi Pj Bupati Kabupaten Kolaka. Itulah yang menginspirasi Hardhy Muslim untuk terus berkarir di dunia birokrasi.

“Minimal sama atau saya lebih dari ayahanda. Ditambah lagi satu saudara nya juga pernah menjadi Sekda di Buton kini Bupati Buton Utara. Itulah yang menginspirasi saya, kenapa saya selaku anak dan kemenakan tidak bisa sama dengan mereka,” tandasnya.

Baca Juga :  Mengenal Sosok Aldi, Siswa SMP yang Isi Khotbah Jumat

Meski perjalanan studi Hardhy Muslim atau biasa dipanggil Mus, tamat dari SDN 2 Tauladan Baubau tahun 1979 hingga tamat SMPN 1 Baubau tahun 1982 mengikuti orang tuanya bertugas sebagai Sekda Buton selama sembilan tahun, kala itu masih empat kabupaten di Provinsi Sulawesi Tenggara. Kemudian tamat di SMAN 1 Kendari tahun 1985, dan sempat bebas tes di IKIP Ujung Pandang namun tahun 1987 ditinggakan karena tidak mampu kuliah di dua universitas.

Tahun 1986 lulus juga di Fakultas Hukum dan selesai tahun 1994 pada Jurusan Hukum Internasional Universitas Hasanuddin. Dan tahun 2010 ketika masih menjabat Kepala Bagian Hukum dan Organisasi Setda Kota Baubau, berhasil menyelesaikan studi Pasca Sarjana Jurusan Administrasi Pembangunan Universitas Dayanu Ikhsanuddin Baubau.

“Prestasi saya di SD, SMP tergolong biasa-biasa saja. Nanti di SMA 1 Kendari saya ambil jurusan Bahasa, sementara teman-teman banyak yang pilih jurusan IPA dan IPS, saya malah pilih jurusan bahasa karena memang saya tertarik dengan pelajaran bahasa inggris dan bahasa jerman, dan terbukti saya berprestasi juara satu disitu. Hasilnya melalui jalur bebas tes di IKIP Ujung Pandang, namun tidak tuntas ” kata Hardhy Muslim, kemarin melalui sambungan teleponnya.

Perjalanan studi Hardhy Muslim, setelah selesai sempat mengganggur dua tahun, tapi sambil magang di Bappeda Provinsi. Terangkat menjadi PNS sebagai Staf Kecamatan Kolaka Kabupaten Kolaka tahun 1996, sekaligus awal dari riwayat perjalanan jabatan birokrasi Hardhy Muslim. Kemudian tahun 1997, selaku Staf Setda Kota Kendari dan tahun 1998 dilantik Eselon V-a menjadi Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat Bappeda Kota Kendari.

Setapak demi setapak karir meningkat tahun 1999 eselonnya IV-a menjadi Kepala Sub Bid Hukum, Mensprit Bappeda Kota Kendari. Tahun 2003, pindah di Kota Baubau menjadi Staf Setda Kota Baubau, dan di tahun yang sama Eselon IV-a bergeser menjadi Kepala Seksi Hubungan Industrial Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Baubau. Setelah itu, Kepala Sub Bagian Tata Hukum dan Perundang-Undangan Bagian Hukum Setda Kota Baubau tahun 2004 eselon yang sama IV-a.

Baca Juga :  Hancurnya Martabat Indonesia, “Antek-Antek” Papua Merdeka Permalukan Jokowi di Australia

Tahun 2005, Hardhy Muslim dipromosi naik eselon menjadi Kepala Bidang Fisik dan Prasarana Bappeda Kota Baubau eselon III-a. Kemudian menjabat Kepala Bagian Hukum Setda Kota Baubau Tahun 2008 dengan eselon yang sama. Tahun 2010, perubahan dan penggabunga nomenklatur Kepala Bagian Hukum dan Organisasi Setda Kota Baubau.

Tahun 2012 paska lima tahun terbentuknya Buton Utara (Butur) sebagai daerah otonom baru, Muh. Hardhy Muslim pindah menjadi Staf Setda Kabupaten Buton Utara mencoba keberuntungan mengembangkan karir di tanah kelahiran kedua orang tuanya. Di tahun yang sama dengan pangkat IV-b dua tahun berbekal pengalaman birokrasinya di beberapa daerah ditawarkan Bupati untuk menjadi sebagai kepala dinas, namun Hardhy menolak halus hanya menjadi ingin camat. Mengingat salahsatu jabatan yang belum pernah dilalui, sebagaimana karir almarhum ayahandanya dulu adalah camat. Tanggal 26 Februari 2012 dilantik sebagai Camat Kulisusu Utara Kabupaten Buton Utara dengan Eselon III-a. Tahun 2013 dipromosi pada eselon II-b, diangkat sebagai Asisten Perekonomian Pembangunan Setda Kabupaten Buton Utara.

Tahun 2014 Eselon II-b, menjadi Inspektur Daerah Kabupaten Buton Utara. Tahun 2017, Staf Setda Buton Utara dan tahun 2019, Staf Biro Hukum Setda Provinsi Sulawesi Tenggara. Tahun 2021, Staf Setda Kabupaten Buton Utara, pada tahun yang sama dengan eselon II-b dilantik menjadi Asisten Peeekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Buton Utara.

Untuk mendukung karirnya, Hardhy Muslim telah mengikuti Diklat Jabatan, yakni Diklat Pim-IV tahun 2003 dan Diklat Pim-III tahun 2005. Kemudian Diklat Teknis Fungsional dan Tata Laksana Perencanaan Pembangunan Daerah Kendari, 14 Oktober 1998 selama se-Minggu. Diklat Teknik Manajemen Perencanaan Pembangunan Daerah TMPPD-UNHAS Makassar, 26 Agustus 2000, selama dua bulan.

Baca Juga :  Ilmiati Daud: Tak Hanya Ikhtiar dan Takdir, juga Konsistensi

Selanjutnya, mengikuti Diklat Teknik Perencanaan Pendidikan, Bogor, tanggal 6 Agustus 2002, selama12 hari. Setelah itu, mengikuti Diklat Kepamong Prajaan bagi Camat/Pejabat Strategis di Lingkungan Pemerintah Daerah, Jakarta 22 Juni 2012, selama empat hari. Agustus 2007, selama dua Minggu mengikuti Diklat Pematangan Persiapan Short Course LERD kerjasama Bappenas dan Institut Teknologi Bandung (ITB) di Kota Bandung. Dan tahun yang sama bulan September 2007 mewakili Bappeda Kota Baubau mengikuti Short Course Local Economic Research Devolopment (LERD) di Universitas Groningen negara Belanda selama tiga Minggu bersama empat orang temannya sebagai utusan Pemerintah Kota Baubau. (Adm)

Peliput : Mus

Komentar