Kebutuhan Faris Naufal Dipenuhi, Uang Donasi Aman Ditangan Djoysman

199
Ketgam : Relawan pengumpul donasi, Djoysmam Mahuzi saat mendatangi kediaman nenek Naufal di Desa Moko sekaligus memberikan uang sesuai kebutuhan Faris Naufal, termasuk menyerahkan seragam sekolah Naufal, Sabtu (10/7/2021).

SATULIS.COM, BUTON TENGAH- Uang donasi yang terkumpul untuk adik Faris Naufal (6) akhirnya terang. Djoysman Mahuzi selaku ralawan pengumpul donasi memastikan uang itu aman. Bahkan, semua kebutuhan Naufal dipenuhi dan uang donasi sebagian telah diserahkan sesuai kebutuhan.

Djoysman menjelaskan bahwa tidak ada niat buruk sedikitpun untuk menahan uang donasi. Itu hanya diamankan demi terpenuhinya semua kebutuhan Faris Naufal. Menurutnya, telah banyak contoh dan kejadian uang donasi disalah gunakan oleh pihak keluarga. Seperti kasus pasien stunting yang pernah ditangani. Dana hanya atas nama saja, tapi tidak dipergunakan untuk kebutuhan anak.

“Ada juga pasien ibu Mei yang menerima donasi. Setelah dikasi dananya, mereka tak berobat bahkan pulang dari Makassar. Jangan jauh-jauh seperti kasus donasi almarhum Kakek Makmur di Baubau. Jadi dari pengalaman itu, atas saran dan izin pihak keluarga, uang donasi Naufal kita amankan. Tapi semua permintaan dan kebutuhannya tetap kami penuhi,” jelas Djoysman saat dikonfirmasi melalui pesan Messenger, Sabtu (10/7/2021).

- Advertisement -

Meski demikian, Sabtu sore Djoysman telah bertemu dengan Naufal dan neneknya, Wa Tema di kediamannya di Desa Moko Kecamatan Lakudo Kabupaten Buton Tengah. Mereka membuktikan jika uang donasi itu tetap aman dan sebagian langsung diserahkan pada adik Naufal. Bahkan mereka juga telah membelikan dan menyerahkan segam sekolah untuk kebutuhan pendidikan Naufal. Sisa donasi yang belum diserahkan Rp 17 juta. Jika Naufal membutuhkan lagi akan segera diberikan.

“Lebaran kemarin saya bawakan juga keperluan mereka Naufal. Jadi dana itu aman, di saya sisa Rp 2 juta, di pak Yusri sisa Rp 15 juta. Selebihnya saya sudah kasi neneknya sesuai permintaan mereka tadi (sabtu sore),” kata Politisi Partai Hanura Buteng itu.

Baca Juga :  Alumni 85 SMP Mawasangka Bagi Masker Gratis

Selain itu, Djoysman juga mengaku bahwa sebelum ada desakan itu pihaknya terus berkomunikasi dengan nenek Naufal. Hanya karena kesibukan, sehingga belum sempat. Tapi karena ada berita melalui SATULIS.COM lanjunya menjadi kaget.

“Saya langsung pergi di rumahnya nenek Naufal buat kasi uang yang saya janjikan. Padahal kan saya sudah janjian lewat telepon Minggu lalu saat saya masih di Kendari. Kalau saya akan datang belikan seluruh perlengkapan sekolah Naufal dan memberikan separuh uangnya. Biar Tak ada berita ini (SATULIS.COM), itu nenek Naufal kita selalu perhatikan. Saya tanya, beras mereka juga masih ada,” terangnya lagi.

Djoysman hanya menyayangkan sikap pemuda Desa Moko yang ribut di media sosial facebook. Padahal dirinya sangat terbuka jika maksut dikonfirmasi terkait donasi itu.

“Kami selalu terbuka. Hanya memang ini anak-anak mahasiswa Moko habis posting (status facebook) tak ada konformasi ke saya. Kalau prihatin harusnya mereka bijak. Nah sudah lama anak itu (Naufal) di Moko tapi sampai hari itupun tidak ada mahasiswa yang peduli sama Naufal ini. Nanti sudah dengar mau dioperasi dan di bawa ke Makassar baru mereka bergerak. Seharusnya dari awal kalau prihatin jangan ambil bola munta,” tutur Djoysman dengan nada kesal.

Untuk diketahui, bocah Faris Naufal yang sejak lahir mengidap cacat fisik (tidak punya anus). Pasca operasi kondisinya kini sudah normal. Naufal merupakan seorang piatu yang dimana ibunya telah meninggal dunia sementara bapaknya tengah merantau di Papua. Dan ia hanya tinggal bersama neneknya, Wa Tema yang telah lanjut usia (71) disebuah rumah dengan ukuran 2,5 X 4 meter di Desa Moko. Dari bantuan banyak pihak, Naufal berhasil dioperasi dibuatkan anus oleh dokter bedah di Makassar pada April 2021. (Adm)

Baca Juga :  Miris, Bocah 5 Tahun di Buteng Buang Air Dengan Lubang di Perutnya

Editor : Basyarun

Komentar