Selasa, Oktober 8, 2024

Gemilau Wakatobi WAVE, Bukti Kebangkitan Pariwisata Wakatobi

SATULIS.COM, WAKATOBI – Sempat tertunda pelaksanaanya pada tahun 2020 lalu akibat pandemi Covid-19, event Wakatobi WAFE (Wonderful Festival and Expo,) di tahun 2021 ini akhirnya dapat dilaksanakan oleh Pemerintah daerah (Pemda) Kabupaten Wakatobi. Metode pelaksanaannya dilakukan secara hybrid, yang menyebabkan beberapa event harus ditiadakan karena di sesuaikan dengan prokes.

Meski demikian, secara umum tidak mempengaruhi pada reputasi dari event Wakatobi WAVE sendiri. Ada beberapa event baru yang ditampilkan, dengan mengusung tema: kebulatan spirit budaya maritim untuk kebangkitan pariwisata wakatobi dan indonesia. Tanda-tanda kebangkitan pariwisata di wakatobi.

“Suasana pelaksanaan wakatobi wave tahun ini berbeda dengan penyelenggaraan pada tahun-tahun sebelumnya. Kondisi pandemi memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap pelaksanaan kegiatan, baik terkait konten maupun metode pelaksanaannya. Karena kewaspadaan yang tinggi terhadap penularan covid-19, maka kegiatan ini dilaksanakan dengan protokol kesehatan secara disiplin. Konsekuensi banyak konten kegiatan yang ditiadakan dan metode pelaksanaannya dilakukan secara hybrid,” ungkap Bupati Wakatobi, H Haliana saat membuka pelaksanaan Festival WAVE di Togo Mowondu Marina Kecamatan wangi-wangi.

Menurutnya, Kabupaten wakatobi patut bersyukur karena saat ini telah memiliki satu event yang berskala nasional yaitu festival wakatobi wave. Selain itu, festival wakatobi wave masuk dalam 100 Kalender of event nasional dan pada tahun ini ditetapkan oleh kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif Republik Indonesia sebagai salah satu dari 83 kharisma event nusantara. Lanjutnya wakatobi wave juga merupakan satu-satunya event yang mewakili sulawesi tenggara di tingkat nasional.

Fashion show tenun wakatobi yang di pergaulan oleh model profesional dari kota Jakarta dan kota Kendari . Foto Arjuno/satulis.com

“faktor yang paling menentukan adalah terutama karena konsistensi kita dalam penyelenggaraannya serta kualitas kemasan eventnya sendiri yang telah dikurasi secara nasional,” ujarnya.

Politisi PDIP tersebut menyatakan, Festival Wakatobi wave tahun 2021 mengusung pesan kebangkitan, sehingga membutuhkan suatu momentum baru untuk bangkit kembali setelah kurang lebih dua tahun kondisi kepariwisataan wakatobi mengalami keterpurukan akibat pandemi.

Sehingga pelaksanaan festival wakatobi wave tahun ini merupakan salah satu upaya untuk membangun dan merawat semangat para pelaku usaha dan stakeholder pariwisata di kabupaten wakatobi, untuk segera bangkit menyongsong harapan baru yang lebih baik. Sekaligus mengirim pesan untuk meyakinkan wisatawan dan tamu daerah bahwa sebagai suatu destinasi wisata, Wakatobi telah siap untuk re-open dan dikunjunggi kembali.

“Keseluruhan dari rangkaian kegiatan wakatobi wave ini akan menjadi simulasi yang membuktikan bahwa kita betul-betul telah siap untuk melakukan aktivasi pelayanan kepariwisataan di daerah. Oleh karena itu pada pelaksanaan festival wakatobi wave tahun ini kita dapat kita rasakan dari denyut nadi pergerakan ekonomi dalam dua atau tiga bulan terakhir ini,” paparnya.

Baca Juga :  Buka Musrembang, Bupati La Bakry Tegaskan Aspal Buton Akan Jadi Primadona

Di kesempatan itu juga, pasangan Ilmiati Daut ini menyatakan bahwa dengan semakin membaiknya kondisi pandemi covid-19 di kabupaten wakatobi, dan status level PPKM secara nasional, industri pariwisata wakatobi kini mulai bergerak kembali. Hal itu terukur dari tingkat hunian akomodasi yang terus meningkat bahkan banyak yang sudah full booking terutama di saat menjelang penyelenggaraan wakatobi wave hingga akhir desember.

“Pelaksanaan event wakatobi wave diharapkan dapat memberikan dampak yang signifikan bagi perputaran perekonomian daerah dan juga akan semakin memperkuat posisi daya saing dan citra pariwisata wakatobi sebagai salah satu dari 10 destinasi pariwisata nasional,” harapnya.

Lebih jauh Haliana menyampaikan, keyakinannya kedepan kondisi kepariwisataan wakatobi akan dapat segera pulih dan bangkit untuk mencapai pertumbuhan yang lebih baik. Mengingat posisi strategis yang dimiliki wakatobi saat telah mendapatkan pengakuan baik ditingkat nasional maupun internasional.

“Di tingkat internasional destinasi wakatobi telah mendapat pengakuan sebagai salah satu cagar biosfer bumi oleh UNESCO. Di samping itu di tingkat regional asean wakatobi juga dinobatkan sebagai asean heritage park. Sedangkan di tingkat nasional, di samping sebagai salah satu dari 10 destinasi pariwisata prioritas nasional, baru-baru ini juga telah ditetapkan secara resmi oleh menteri pariwisata dan ekonomi kreatif republik indonesia sebagai satu dari 11 kabupaten/kota kreatif indonesia 2021,” ungkapnya.

EXPO UMKM dan Ekonomi Kreatif, Hadirkan 30 STAN

Pelaksanaan wakatobi wave tahun 2021 kali ini juga menghadirkan 30 Stan pameran yang di sediakan dan menampilkan berbagai hasil UKM dan prodak ekonomi kreatif khas kabupaten Wakatobi, dihari pertama pembukaan expo.

Momen Bupati Wakatobi H Haliana SE bersama wakil Bupati Wakatobi Ilmiati Daut, saat meninjau Stan Expo UMKM dan Ekonomi kreatif. Foto :Arjuno/ satulis.com

Utamanya Stan Kecamatan Kaledupa Selatan yang memamerkan tenun Boke desa Pajam pulau Kaledupa kabupaten Wakatobi, laris manis disasar pengunjung hingga mendapatkan keuntungan mencapai Rp 5 juta. Setelah diborong oleh sejumlah pengunjung. Untuk mengantisipasi lonjakan permintaan, kordinator Stan harus dilakukan permintaan pendistribusian dari pengrajin tenun di desa pajam.

Koordinator Stan Kecamatan Kaledupa Selatan, Riska Salama mengatakan bahwa tenun Boke Kaledupa memiliki keunggulan dari sisi motifnya yang unik. Sehingga memiliki banyak peminat dari berbagai kalangan dan yang menjadi sasaran utama yang dibeli para pengunjung, selendang dan sarung.

“Produk tenun ini milik pengrajin yang dititip di stan Kecamatan Kaledupa Selatan. Alhamdulillah, kami laku kurang lebih Rp5 jutaan. Itu dibeli sama rombongannya Bupati, Wakil Bupati dan Ibu Bupati waktu berkunjung ke stan kami,” katanya saat ditemui di stan Kecamatan Kaledupa Selatan, Jumat (3/12/2021).

Baca Juga :  Gubernur Ali Mazi Dukung Festival Pesona Budaya Tua Buton

Riska menyebutkan, untuk harga sarung tenun boke bermotif lolo yang menggunakan pewarna alami dibanderol Rp800 ribu hingga Rp1,2 juta, untuk sarung jenis leja dibanderol Rp500 ribu sampai Rp600 ribu. Kemudian untuk selendang jenis leja dihargai Rp50 ribu sampai Rp70 ribu, sementara untuk selendang jenis boke dijual dengan harga Rp100 ribu.

Diketahui, tenun jenis boke ini pernah dikenakan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, pada saat rapat kerja sama bilateral dengan Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Hungaria pada Februari 2021.

Hadirikan Bikers Se – Nusantara

Tak ingin ketinggalan momentum Wakatobi Wonderful Festival and Expo (Wave) 2021 Ratusan pengendara roda dua Atau Bikers Se – Indonesia mengambil peran dalam rangka memeriahkan pelaksanaan wakatobi WAVE tahun 2021 dengan mengelar Jambore Bikers di Wakatobi, guna melakukan riding di spot-spot wisata di Wakatobi.

Suasana malam penutupan Jambore bikers. Foto : Istimewa.

“Yang mengikuti riding hanya sekira 200 bikers, kendati banyak berteduh akibat hujan deras yang melanda Pulau Wangi-wangi sejak pagi. Hari ini, masih ada bikers yang baru tiba kisaran 60 bikers. Bertambah terus, ada yang lewat fery, dari Pasarwajo juga sebanyak 9 bikers. Rangkaian kegiatan jambore bikers, riding kita selesai hari ini, kemudian kita akan dihibur artis ibukota untuk sebentar malam. Setelah itu teman-teman mengeksplore sendiri berbagai keindahan Wakatobi. Di venue acara juga ada lokasi camp,” katanya Panitia Jambore bikers Romeldin, Sabtu (4/12/2021).

Sementara itu Bupati Wakatobi Haliana selaku peserta riding menyebutkan, bahwa didaftar dari luar daerah Wakatobi saja hampir 600 bikers dengan berbagai jenis motor dari berbagai daerah yakni dari Palu, Makassar, Kolaka, Baubau, Jawa, Bali dan Kalimantan.

“Saya menghaturkan terima kasih dan saya juga bahagia sekali bahwa ini sebagai titik balik pariwisata Kabupaten Wakatobi. Alhamdulillah Wakatobi bisa diingat lagi oleh teman-teman. Tentu saja ini adalah awal juga untuk kita memulai bagaimana kerjasama kepariwisataan di Wakatobi. Terutama untuk mendatangkan wisatawan maka tentu saja kerjasama dengan komunitas-komunitas akan terus digali,” tuturnya.

Ditempat yang sama Wakil Walikota Baubau Monianse berpendapat jika Jambore bikers itu salah satu modal wisata terkini. Karena sangat personal sehingga di masa pandemi wisata seperti saat inilah yang menjadi pilihan.

“Dia kenanya di milenial, personalitinya, saya kira ini alternatif sekaligus nanti mereka-mereka yang sudah keliling ini akan mengupload ke media sosialnya. Sehingga pasti akan membantu mempromosikan keindahan Wakatobi, sukses terus untuk Wakatobi,” pungkasnya.

Baca Juga :  Bercumbu Eksotisme Alam Wabula

Wakatobi WAVE Ajang Konsolidasi Kebudayaan Daerah

Meskipun penuh dengan tantangan dalam persiapan dan selama pelaksanaannya, disamping protokol kesehatan yang berlaku akibat pandemi covid-19, juga pelaksanaan Wakatobi WAVE tahun 2021 harus beradaptasi dengan kondisi cuaca yang cukup ekstrim mengiringi selama masa pelaksanaannya.

Ketgam: Wakil Bupati Kabupaten Mimika, saat memberikan cendra mata kepada Bupati Wakatobi H Haliana SE dan ibu wakil Bupati Wakatobi Ilmiati Daut, dan beberapa momen pengerah hadiah pemenang lomba. Foto : Arjuno/ satulis. com

“Besarnya antusiasme dan paritisipasi masyarakat selama kegiatan berlangsung menjadi cerminan nyata kerinduan masyarakat wakatobi untuk dapat kembali kepada suasana normal dan merajut kehangatan silaturahmi dalam bingkai kegiatan budaya yang selama ini sempat tersekat karena wabah Covid-19,” ungkap Haliana saat malam penutupan.

Festival wakatobi wave ini merupakan event kebanggaan masyarakat wakatobi karena telah memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat indonesia. Sehingga harus dijaga reputasinya secara bersama-sama dan tingkat sebagaimana sejatinya tujuan penyelenggaraan event, wakatobi wave dapat membawa efek yang positif bagi peningkatan citra wakatobi sebagai destinasi pariwisata.

“Terpenting lagi adalah dampak langsung bagi perputaran dan pertumbuhan ekonomi daerah. pada tahun ini kita mencatat begitu banyak tamu dan wisatawan yang datang untuk menghadiri wakatobi wave, baik dari dalam provinsi sultra maupun yang dari luar provinsi sultra. sudah dapat kita pastikan bahwa banyak dari para pelaku usaha pariwisata dan umkm kita yang menerima manfaat ekonomi langsung dan meningkaT omsetnya selama pelaksanaan kegiatan,” ujarnya.

Di samping manfaat ekonomi, Lanjutnya, event wakatobi wave juga diharapkan efektif untuk menjadi ajang konsolidasi kebudayaan daerah. pasalnya selama ini konsep event wakatobi wave memang di kemas sebagai suatu etalase besar yang menampilkan warna-warni budaya yang ada di semua pulau di wakatobi Yaitu Wangi-wangi, Kaledupa, Tomia Dan Binongko, Sehingga para tamu dan wisatawan yang berkunjung dapat mengenal secara utuh kebudayaan maritim yang dimiliki wakatobi.

“Mengingat nilai strategis dari penyelenggaraan wakatobi wave ini bagi wakatobi, maka kedepan kita perlu untuk mendesign dan mempersiapkannya lebih matang agar bisa menghadirkan dampak yang lebih besar dan semakin impersif. di samping itu, pilihan waktu yang tepat dan venue kegiatan yang representatif perlu kita pertimbangkan dengan mantap,” ujarnya.

Sejumlah kegiatan yang memeriahkan Wakatobi WAVE yakni, expo UMKM, industri kreatif dan ekonomi digital, jambore bikers, webinar nasional, talk show ekonomi kreatif, malam pagelaran budaya 4 pulau, fashion show, tari kolosal, festival kuliner maritim, stand up comedy, lomba konten kreatif dan turnamen jigging.(***)

Penulis : Arjuno

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

IKLAN

Latest Articles