SATULIS.COM, BAUBAU – Bupati Kabupaten Wakatobi H Haliana SE berjanji akan nonjob lurah dan melakukan audit khusus para kepala desa jika ketahuan melakukan pemotongan terhadap insentif Sara Hokumu yang baru dinaikannya.
Bupati Wakatobi H Haliana mengatakan bahwa sebagai komitmen dirinya, terkait janji-janji politiknya saat kampanye atau visi misi daerah untuk pengembangan dan keberpihakan terhadap para sara masjid (perangkat masjid) maka telah membuat Perbup tentang kenaikan honor sara masjid sebesar 200 ribu.
Dimana dalam perbub sebelumnya insentif Sara Hokumu hanya sebentar 400 ribu untuk imam, khatib 350 ribu kemudian anggota Rp300 ribu, dan guru ngaji 350. Namun di dalam perbup yang baru semua jenjang jabatan dinaikkan masing-masing Rp 200 ribu.
“Jadi kalau dulu imam Rp 400 ribu, sekarang sudah menjadi Rp 600 ribu. Itu sudah mulai berlaku,” ungkapnya.
Diakuinya meskipun perbup tersebut sudah di perlakukan di tahun 2021 ini, belum semua desa yang langsung man insentif perangkat mesjid sesuai dengan yang tercantum di perbub mengingat sudah banyak program kerja yang telah dirumuskan.
“Ada juga yang mengaku hanya baru diberikan Rp 500 ribu atau ditambah hanya Rp 100 ribu,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Haliana ingatkan kepada pada Lurah dan kepala desa di tahun 2022 mutlak untuk diberlakukan secara penuh, kenaikan insentif Sara Hokumu dan bila masih ada kepala desa atau lurah yang mencoba mempermainkan honor, 1×24 jam setelah mendapatkan kepastian, pasti akan non job. Begitu pula para kepala desa, meski tidak bisa non job tapi yakin akan diperiksa.
“Bila saja ada menerima kurang dari yang telah ditetapkan maka laporkan kepada saya.
Saya tidak ingin mendengar seperti yang lalu-lalu bahwa dibeberapa kelurahan/desa dari Rp400 ribu tinggal menerima Rp250 ribu,” tegasnya.
Ia, juga berharap insentif jangan dimanfaatkan untuk misi mendapatkan keuntungan. Karena yang perlu disadari bahwa para sara Hokumu adalah orang-orang tua luar biasa capek dan pengorbanannya untuk mengawal seluruh kehidupan keagamaan dan kehidupan sosial masyarakat yang ada di Wakatobi
“Hargai mereka, saya sangat yakin bahwa honor yang telah dinaikan tersebut tentu bukan honor yang ideal bukan pula honor yang betul-betul sesuai dengan apa yang mereka kerjakan. Tapi karena itulah kemampuan daerah namun kita berharap ke depan dapat lebih di maksimalkan,” tuturnya. (Adm)
Penulis: Arjuno