SATULIS.COM, BAUBAU – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Baubau meluncurkan sebanyak 2.000 Buku PO5. Buku tersebut merupakan karya dari almarhum mantan Wali Kota Baubau, AS Tamrin. Buku-buku tersebut akan disalurkan ke sekolah-sekolah dan OPD di Kota Baubau.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Baubau, Hj. Asmahani mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan buku PO5 siap salurkan di seluruh perpustakaan sekolah yang ada Kota Baubau. Dan bukan cuma sekolah, pihaknya juga akan menyalurkan di OPD atau SKPD.
“Bukunya sudah siap, yang masuk itu ada 2.000 buku, dan itu disalurkan dalam waktu dekat,” beber Asmahani saat di wawancara di ruang kerjanya, Selasa (17/05/2022).
“Kami dari perpustakaan akan siapkan fisiknya, seperti buku PO5, karena buku ini menyangkut akhlak atau moral, jadi nanti kita akan kembalikan kepada generasi selanjutnya untuk memaknai apa dari PO5 tersebut,” sambungnya.
Ia berharap, kedepannya juga dapat menghadirkan buku-buku lainnya, yang bernuansa pendidikan yang berhubungan dengan budaya lokal Buton. Misalkan, seperti yang dilakukan oleh leluhur pada masa lampau.
“Dan saya juga, sudah banyak bicara sama penulis-penulis antara lain, Doktor Manaafi, beliau juga ingin membantu dan beliau juga, sampaikan ke saya,” tutup Asmahani
Diketahui buku PO5 menjelaskan tentang empat nilai dasar tentang moral dan akhlak manusia serta agama. Pertama Pomaamasiaka yang artinya saling sayang menyayangi. Kedua, Popiapiara artinya pelihara atau rawat, pengertiannya saling memelihara, saling merawat atau saling mengayomi.
Ketiga, Pomaemaeaka, artinya rasa malu, maknanya saling menanggung rasa malu, jika melakukan perbuatan tercela yang malu bukan saja yang bersangkutan tapi seluruh keluarga, orang tua dan komunitas akan turut merasa malu. Keempat, Poangka- angkataka, artinya saling mengangkat martabat, saling menghormati, saling menghargai.
Ke lima, Pobinci binciki kuli, (Binci berarti cubit, kuli: kulit, binciki kuli, cubit kulit) pengertiannya saling mencubit kulit suatu ungkapan kiasan atau perbuatan yang menyakitkan orang lain akan sama halnya dengan ketika kita disakiti. Jika kita cubit kulit kita akan terasa sakit tentu kita tidak suka begitupun orang lain, jika kita tidak suka disakiti maka jangan pula menyakiti orang lain.
Penulis : Firman
Editor : Hariman