Senin, November 25, 2024

Monianse Target Presentasi Stunting di Kota Baubau Turun di 2024

SATULIS.COM, BAUBAU – Stunting atau kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah 5 tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kasus Stunting bukan hanya merupakan masalah daerah, tapi menjadi perhatian nasional hingga dunia.

Di Kota Baubau sendiri, angka stunting saat ini masih terbilang tinggi. Berada pada angka 16 persen, atau 2 persen lebih tinggi dari target nasional 14 persen. Oleh sebab itu, Pemkot Baubau kini terus berupaya untuk menekan angka stunting turun setidaknya setara angka nasional di 2024 mendatang.

“Nah inilah yang menjadi kerja keras kami selama lebih dua tahun ke depan untuk berupaya menurunkan angka-angka itu minimal rata-rata dengan nasional,” beber Wali Kota Baubau, La Ode Ahmad Monianse usai penyerahan penerima manfaat di Rujab Walikota Baubau, (2/8/2022).

Ketua DPC PDI-P Kota Baubau ini
menyebutkan, Pemkot Baubau menilai dengan rencana hadirnya rumah stunting di Kota Baubau diharapkan dapat semakin mempermudah akses layanan kepada masyarakat.

“Memang ini dari PKK akan membuat rumah stunting. Ini sebenarnya merupakan sebuah strategi mendekatkan layanan kepada sasaran, jadi kalau ada laporan tentang adanya kasus stunting cepat ditangani,” harapnya.

Kata Monianse, rumah stunting selain mendekatkan pelayanan kepada sasaran, disamping itu akan adanya penyuluhan-penyuluhan karena, sesungguhnya kasus stunting ini kalau sudah terjadi itu akan melekat seumur hidup.

“Sehingga memang kita harus menghadangnya karena jangan sampai terjadi karena orang kalau sudah stunting bawaannya seumur hidupnya. Misalnya dia lahir dengan kondisi tubuh pendek yang tidak wajar, berat badan kurang dan mungkin (maaf) dia idiot karena pengaruh kurang gizi,” ungkapnya

Wali Kota pengganti almarhum AS Tamrin ini juga menilai, kasus stunting tersebut merupakan multi sektor, karena penyebabnya tidak hanya masalah penanganan kesehatan namun menyangkut kondisi kehidupan masa awal seribu hari.

Baca Juga :  Waspada Corona, Kapal Pesiar Dunia Batal Singgah di Pelabuhan Murhum, Kota Baubau

“Sejak konsepsi terjadinya janin kalau kondisi psikologi ibunya, kondisi gizi ibunya dan kondisi status kesejahteraannya maka itu akan berpengaruh,” jelasnya.

Stunting tidak hanya menyasar mereka yang tidak mampu dari sisi ekonomi bahkan masyarakat mampu sekalipun bisa mengalami stunting, hal itu disebabkan belum tentu makanan bergizi yang dikonsumsi sudah sesuai.

“Dia pikir makan apa saja, mereka bisa beli apa saja tetapi rupanya kandungan gizinya tidak memenuhi sehingga mempengaruhi pertumbuhan janin,” tutup Monianse.

Penulis : Firman
Editor : Hariman

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

IKLAN

Latest Articles