SATULIS.COM, BAUBAU – Maraknya kasus pencabulan anak di bawah umur yang terjadi dikota Baubau, mendapatkan sorotan dari berbagai pihak, salah satunya yang memberikan sorotan akan maraknya kasus pencabulan anak di bawah umur adalah HMI Cabang Baubau.
Ilwan Saputra, Kabid Hukum dan HAM, HMI Cabang Baubau mengatakan Kota Baubau saat ini telah menjadi kota tidak layak anak dan perempuan dikarenakan banyaknya kasus kekerasan seksual terhadap anak di kota Baubau.
Belum selesai satu kasus pencabulan anak di bawah umur, kini muncul lagi kasus baru yang menimpa kakak beradik di Kota Baubau, berusia 9 dan 4 tahun.
Apalagi dalam penanganan kasus ini, pihaknya menilai ada kejanggalan karena diduga pihak penyidik polres Baubau mengabaikan pengakuan para korban dan saksi. Pihaknya juga menilai polisi terkesan tergesa-gesa dalam penanganan kasus tersebut, utamanya terkait penetapan kakak dari kedua korban sebagai tersangka.
“Terlepas benar tidaknya kakak korban terlibat dalam kasus ini, seharusnya penyidik polres Kota Baubau tidak boleh mengabaikan pengakuan dari korban, bahwa ada beberapa orang yang melakukan pencabulan terhadap kedua kakak beradik tersebut,” tegasnya.
Menurut pengakuan korban terhadap kuasa hukumnya, kata Ilwan Saputra, terduga pelaku pencabulan berjumlah 5 orang. Dimana 5 orang terduga pelaku ini adalah pengembang di rumah korban tinggal.
Kemudian dalam pengakuannya, korban sempat di ancam dengan pistol dan akan di bunuh. Hal ini tidak boleh luput dari penyelidikan penyidik polres kota Baubau. Apalagi 5 orang terduga pelaku tersebut sampai saat ini masih bebas berkeliaran.
Oleh karena itu, pihaknya meminta Kapolres Kota Baubau, AKBP Bungin Masokan Misalayuk untuk dapat memastikan kasus pencabulan anak di bawah umur ini dapat di tangani dengan sebaik mungkin.
“Apabila kasus ini tidak dapat di tuntaskan dan 5 orang terduga pelaku belum juga di periksa dan di tahan, maka kami akan mendesak agar segera dilakukan pergantian Kapolres Baubau,” tegasnya. (Adm)