SATULIS.COM, PASARWAJO – Dugaan suap menyuap fee proyek yang menyeret nama mantan Pj Bupati Buton, La Haruna telah menyeruak dan menjadi konsumsi ke publik. Bahkan media telah ramai memberitakan skandal pengumpulan fee proyek berkedok pinjaman modal usaha.
Sayangnya, belum ada tanda-tanda dari aparat penegak hukum (APH) untuk melakukan penyelidikan berkait dugaan korupsinya. Bukannya aktif, APH terkesan pasif. Menunggu ada pihak yang mengadukan laporan.
“Yang pasti untuk sampai saat ini, kami belum ada terima laporan pengaduannya, Mas. Iya laporkan saja. Biar nanti teman-teman Pidsus yang tangani,” kata Kepala Seksi Intelejen (Kasi Intel) Kejari Buton, Nobertus Dhendy Restu Prayoga saat dikonfirmasi wartawan media ini, Jumat (9/5/2025).
Diketahui, kasus ini mulai mencuat ketika para korban yang nota bene adalah kontraktor memilih untuk melaporkan dugaan penipuan dan penggelanan dana yang dilakukan oleh Yongki dan Langkaaba di Polsek Pasarwajo, Polres Buton.
Setelah ditelusuri oleh awak media, ternyata ada dugaan keterlibatan mantan PJ Bupati Buton, La Haruna yang diduga memerintahkan Yongki dan Langkaaba untuk mengumpul uang proyek dengan jaminan akan diberikan pekerjaan.
Hal itu diungkapkan Yongki beberapa waktu lalu. Yongki mengaku bahwa dirinya adalah “bendahara” yang ditunjuk oleh La Haruna untuk mengelola seluruh uang proyek yang masuk di rekening pribadinya. Yongki tidak bergerak sendiri, Ia ditemani sang kakak bernama Langkaaba.
Karena ada pengakuan tersebut, ada dugaan suap menyuap atau gratifikasi dalam perkara ini. Yongki mengaku diperintahkan oleh La Haruna untuk mengumpulkan uang proyek kepada sejumlah kontraktor. Nilai yang terkumpul mencapai Rp2 milyar lebih dari kurang lebih 20 orang kontraktor yang tersebar di Buton dan Kota Baubau.
Uang tersebut juga diduga mengalir ke istri La Haruna, NA yang saat ini menjabat sebagai anggota DPRD Kota Baubau dan Ketua Komisi III dari Partai Hanura.
Yongki tak berbicara asal, ia mengaku memiliki bukti-bukti uang masuk maupun uang keluar yang mengalir ke pihak lain. Setiap uang yang ia keluarkan berdasarkan arahan dari La Haruna, termasuk saat mentransfer ke NA. Tapi, sebagian besar dana tersebut diperuntukkan untuk keperluan tambang di Seram Bagian Barat (SBB). (Adm)