Rabu, Juni 18, 2025

60,95 Persen Jemaah Haji Indonesia Tiba di Arab Saudi

SATULIS.COM, Jakarta – Fase kedatangan jemaah haji gelombang II sudah memasuki hari ke-3 sejak dimulainya pemberangkatan pada Sabtu (17/5/2025) lalu. Proses keberangkatan jemaah masih akan terus dilakukan secara bertahap hingga hari terakhir pada 31 Mei.

Berdasarkan pantauan data dari Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama RI, Selasa (20/5/2025) pukul 08.02 WIB, sebanyak 123.926 atau 60,95 persen jemaah haji Indonesia telah tiba di Arab Saudi. Sebanyak 103.806 jemaah berasal dari pemberangkatan gelombang I dan 20.120 lainnya dari gelombang II.

Jumlah jemaah haji yang sudah tiba di Arab Saudi ini mencakup 318 kloter atau sekitar 60,57 persen dari total jemaah yang direncanakan berangkat pada musim haji 2025. Dari total keseluruhan jemaah haji, 26.814 di antaranya adalah jemaah lanjut usia.

Sementara itu, sebanyak 86.388 jemaah haji dari dua gelombang berjalan telah sampai di kota Makkah. Jumlah tersebut mencakup gabungan dari 223 kloter yang 48 di antaranya berasal dari kedatangan gelombang II di Jeddah.

Pembimbing Ibadah Daerah Kerja (Daker) Madinah, Prof. Aswadi, mengatakan bahwa ada tiga hal yang perlu dilakukan oleh jemaah saat berada di Kota Madinah. Pertama, memberikan salam hormat dan salam sejahtera kepada Rasulullah dan para sahabatnya dengan cara memperbanyak salawat serta memohon kepada Allah SWT supaya mendapat syafaat.

“Di Madinah, di sisi kita, ada Baginda Rasul sebagai pemimpin alam semesta ini. Sayyidul anbiya wal mursalin, orang yang paling mulia di antara sekian ciptaan yang Allah jadikan di muka bumi ini,” jelas Aswadi dikutip dari keterangan resminya, Selasa (20/5/2025).

Hal kedua yang perlu dilakukan jemaah haji saat di Madinah adalah salat berjamaah. Aswadi mengatakan salat adalah representasi dari semua ibadah lainnya. Jika salatnya bagus, amal ibadah lainnya pun akan ikut bagus.

“Jangan sampai [salat] ditinggalkan, sungguhpun itu jemaah yang masih dalam kondisi sakit. Kita juga memberikan tuntunan supaya yang sakit itu melaksanakan salat sesuai dengan kemampuan dan kesempatan yang ia miliki,” jelasnya.

Baca Juga :  Evolusi Media Siber ke Siber Pertanahan

Ketiga adalah zikir dan ibadah di Raudlah yang diibaratkan merupakan taman surga. Aswadi kemudian merujuk hadis nabi yang maknanya, “Di antara rumahku dan mimbar itu adalah taman surga.”

“Manfaatnya tidak hanya bisa mengubah mata batinnya, tetapi juga tutur kata, bahkan perilaku dalam kehidupannya itu akan menjadi bercahaya, dan mencerahkan orang lain, untuk bisa memaknai hidup ini semakin bermanfaat untuk yang lain,” terang Aswadi. (Adm)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

IKLAN

Latest Articles