SATULIS.COM – Aldi Nursyian Rafli memang masih berusia 16 tahun. Di usianya yang masih remaja, Aldi dipercaya untuk mengisi Khotbah Jumat di Masjid Nurul Faidzin Kantor Dispendik Kota Surabaya beberapa waktu lalu.
Kecintaan Aldi untuk mendalami ilmu agama tersebut bermula saat ia duduk di bangku kelas 2 SD. Pada saat itu, orang tua Aldi memanggilkan guru privat Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ).
Bahkan saat ia duduk di bangku kelas 7 SMP, Aldi tertarik mengikuti kegiatan Seni Baca Quran yang ada di sekolah hingga aktif mengikuti Sie Kerohanian.
“Dari sana saya tertarik untuk belajar keagamaan. Lalu kalau ada lomba-lomba keagamaan saya juga sering diikutkan. Sering diminta juga buat ngisi acara kalau ada Maulid Nabi atau Isra Miraj. Disitulah saya mulai terlatih,” tutur Aldi ketika dihubungi Basra, Jumat (2/4).
Ketika ditanya lebih lanjut saat ia mendapat kesempatan untuk mengisi Khotbah Jumat di Dispendik Surabaya, Aldi mengaku senang dan tak percaya bisa mendapatkan kesempatan tersebut.
Bahkan sebelum tampil dihadapan masyarakat, ia harus belajar selama tiga hari terkait materi Khotbah yang akan disampaikan. Di mana materi yang disamlaikan Aldi yakni terkait memanfaatkan waktu dengan sebaiknya.
“Itu (mengisi Khotbah Jumat) adalah pengalaman pertama kali saya. Saya kaget ketika guru saya telepon menyampaikan hal itu. Akhirnya saya niatkan ikhlas. Sebelum sampai hari H, saya harus belajar materinya selama tiga hari,” kata remaja kelahiran Surabaya, 26 Juli 2005 ini.
Remaja yang pernah meraih juara 2 MTQ tingkat Kota Surabaya ini juga mengaku sedikit nervous dan deg-degan. “Untuk mengatasinya saya iklas, dan menganggap kalau kita saling mengingatkan sesama manusia,” ucapnya.
Ke depan, jika ada kesempatan lain, Aldi pun tak segan menolaknya. Karena hal tersebut dapat menambah pengalaman dan ilmunya.
Tak lupa ia juga berpesan kepada teman-teman seusianya untuk terus belajar agama di tengah zaman yang semakin maju saat ini.
“Hal agama ini harus lebih ditegakkan apalagi di zaman seperti ini pergaulan semakin bebas yang menyebabkan banyak hal merugikan di masa remaja. Lalu sering ikuti kegiatan keagaamaan dan jangan malu untuk saling mengingatkan dalam kebaikan,” pungkasnya.
Sumber : BASRA (Beritan Anak Surabaya)