Jumat, November 22, 2024

Soal Keterlambatan Proyek RSUD Busel, Kontraktor Mengaku Dekat dengan Kapolres, Jaksa dan Dandim

SATULIS.COM, BUTON SELATAN – Dion sapaan karib Gideon Bungalangan, ST selaku kontraktor PT. Tunas Harapan Lakina Wolio dalam proyek pembangunan selasar Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Buton Selatan (Busel) meradang, saat dikonfirmasi terkait dengan keterlambatan pekerjaan. Anehnya, malah mengaku kenal dengan semua wartawan Baubau bahkan dekat dengan para aparat penegak hukum.

Pihak satulis.com hendak mengkonfirmasi Gideon Bungalangan melalui telepon selulernya, Selasa (27/07/2021) terkait keterlambatan pekerjaan dan tidak adanya tukang yang kerja di lapangan, malah tersinggung dan marah.  Bahkan sampai mengeluarkan ucapan dengan dana keras. Padahal sebagai pers hanya menjalankan fungsi kontrolnya  dan dapat bekerja profesional untuk mendapatkan konfirmasi.

“Jangan atur-atur saya tentang waktu pekerjaan, saya bertanggungjawab. Semua wartawan di Baubau saya kenal dan tidak ada yang seperti ini. Bahkan saya juga dekat dengan Kapolres, Kejaksaan, dan Dandim,” ketus Dion dengan nada keras. Entah, Kapolres, Jaksa dan Dandim mana dan siapa yang dimaksut.

Maksut konfirmasi terkait dengan temuan wartawan sesuai kondisi lapangan di RSUD Busel. Sesuai pantauan, terlihat tidak ada satupun pekerja. Padahal proyek selasar tersebut telah masuk masa adendum dan waktunya tak cukup lagi 30 hari kerja. Tetapi, mulai dari atap, lantai tegel, plestes hingga finishing lainnya belum dikerja.

Gideon Bungalangan melalui telpon selulernya mengaku akan tetap berupaya menyelesaikan pekerjaan. “Kita usahakan selesaikan tepat waktu. Yang jelas waktu pekerjaan masih ada sampai Agustus,” jawabnya.

Perlu diketahui  pekerjaan selasar tersebut telah selesai waktu kontraknya pada 28 Juni 2021.  Sekarang telah masuk masa adendum berakhir hingga 18 Agustus 2021 dengan nomor adendum 43/PPK/RSUD/ADD/VI/2021.

Sumber anggaran proyek RSUD ini dari dana pinjaman sebesar Rp 40 miliar yang pekerjaannya dibagi 5 zona dengan anggaran perzona sekira Rp 8 milyar lebih. Akibat keterlambatan pekerjaan selasar, menghambat instalasi jaringan gas medis karena pipanya lewat di selasar termasuk pengadaan radiologi. (adm)

Baca Juga :  Satu Warga Batauga, Kabupaten Busel, Masuk Daftar ODP Corona

Editor : Basyarun

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

IKLAN

Latest Articles