SATULIS.COM, WAKATOBI – Menteri Pariwisata dan Ekonomi kreatif (Menparekraf) Republik Indonesia (RI) Sandiaga Salahuddin Uno, melakukan kunjung resmi ke Desa Liya Togo, Kecamatan wangi-wangi Selatan (Wangsel) Kabupaten Wakatobi, Kamis (25/11/2021).
Dalam kunjungan tersebut, menteri yang karib sisapa Sandiaga Uno itu, di samping meninjau Desa Liya Togo di Kecamatan wangsel pasca di tetapkan sebagai salah satu daerah 50 besar desa wisata terbaik pada ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021.
Juga memberikan bantuan kepada dua unit mesin jahit dan dua unit mesin obras bagi masyarakat di Desa Liya Togo, menyerahkan piagam penghargaan sebagai peserta Binaan Kemenparekraf RI, anugrah desa wisata Indonesia 2021 Desa wisata simbol kebangkitan ekonomi nasional, hingga pulsa internet gratis selama satu tahun.
“Dan yang terpenting tadi atas izin Pak Bupati dan teman-teman, kami menghadirkan dua mesin jahit dan dua mesin obras. Mudah-mudahan bisa membantu beberapa kerajinan di Desa wisata Liya Togo ini,” ujar Sandiaga Salahuddin Uno.
Lebih lanjut Sandiaga Uno mengatakan bahwa dirinya sangat berbangga walaupun penuh dengan penuh perjuangan untuk bisa sampai ke desa wisata Liya Togo sebagai satu dari 50 terbaik di Indonesia. Meski demikian kata dia, sebelumnya dirinya ke Wakatobi telah menerjunkan tim khusus Desa wisata Liya togo dan ternyata ada beberapa potensi akan dikembangkan.
“Para juri sudah ada disini. Saya juga sudah diberi masukan bahwa Desa ini luar biasa dari potensinya dan kemampuannya menembus 50 besar,” ungkapkannya.
Di kesempatan juga Ia berharap dengan di tetapkannya desa Liya Togo satu dari 50 terbaik di Indonesia. bisa membangkitkan ekonomi di Kabupaten Wakatobi dan membuka lapangan kerja.
Ditempat sama, Bupati Wakatobi Haliana mengatakan bahwa Desa Liya Togo adalah Desa berbasis wisata budaya akan tetapi sebenarnya tidak jauh dari laut dan di Desa Liya Togo boleh dikata 90 persen sumber kehidupannya adalah laut. Sehingga perpaduan antara wisata budaya berbasis bahari/maritim
“Potensi itu juga suatu keunikan dari 50 Desa wisata yang mengikuti ADWI, bahwa Wakatobi adalah perpaduan antara daratan dan laut,” ungkapnya.
Lanjut Haliana salah satu komoditas andalan di Liya adalah rumput laut, di Wakatobi untuk rumput laut jenis Spinosum dapat menghasilkan 2.300 ton setiap tahun dan untuk jenis Cottonii sekira 800-900 ton.
“Jadi potensi kita lebih dari 3.000 ton setiap tahunnya. Maka kami berharap bahwa, ada kebijakan-kebijakan mas Menteri untuk bisa membawa industri pengembangan rumput laut, untuk dimaksimalkan bagi kesejahteraan masyarakat Wakatobi,” harapnya.
“Kita butuhkan kerjasama untuk pengembangan ini mas Menteri, supaya pariwisata di Wakatobi dibangkitkan kembali, dan momentum ini merupakan waktu yang tepat. Kita coba lagi bangkitkan dengan optimisme kita bahwa mudah-mudahan pandemi segera berakhir, dan pariwisata Wakatobi bangkit kembali dan menjadi bagian dari kesejahteraan masyarakat,” tuturnya. (Adm)
Penulis : Arjuno