SATULIS.COM, BAUBAU – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Baubau melalui Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) Perlindungan Anak dan Perempuan (PPA) menyambangi bocah HK (11) yang diduga dianiaya oknum polisi Brigpol FZ beberapa waktu lalu. Aksi oknum anggota Polres Baubau itu viral setelah video rekaman CCTV beredar di media sosial.
Kepala UPTD PPA Dinas P3A, Mardiana Aksa mengatakan, dalam kunjungan tersebut pihaknya ingin memastikan agar HK tidak mengalami trauma. Ia juga mengaku telah melihat hasil visum dan mendengar keterangan dokter. Dan bersyukur tidak ada luka yang mengakibatkan cacat.
“Saya fokus pada keadaan anaknya, apakah ada terhadap trauma, apakah akibat pukulan oknum itu mengakibatkan cacat atau tidak. Itu yang menjadi fokus kami,” beber Mardiana saat di wawancara diruang kerjanya, usai mengunjungi korban HK beberapa waktu lalu.
Mantan Kepala Seksi Pembangunan Kelurahan Kadolomoko ini menambahkan, apa yang dialami oleh HK juga perlu menjadi pembelajaran bagi orang tua. Agar, lebih memperhatikan kegiatan anak-anak. Misalnya, bermain sepeda yang ternyata sepeda tersebut tidak memiliki rem atau rem nya sudah blong. Hal tersebut dapat membahayakan anak-anak dan juga orang sekitarnya.
“Jadi saya bilang, mungkin itu di perhatikan, jadi anak-anak itu kalau bermain, terus alat yang di mainkan itu apa (perhatikan),” tutur Mardiana.
Apa yang dilakukan Mardiana tak hanya sampai sebatas mengunjungi korban, tetapi pihaknya juga akan terus memantau perkembangan kesehatan korban. Setidaknya, sampai korban benar-benar pulih dari peristiwa yang dialami.
“Cuma saya bilang, kalau memang ada dampak (kejadian) mungkin anak ini sakit sampai beberapa hari, kedepan tolong hubungi kami. Nanti tim psikolog yang akan pantau terus, sampai anak ini benar-benar sembuh,” terangnya.
Dalam kunjungan tersebut, pihaknya juga memberikan tali asih kepada keluarga korban. Hal tersebut merupakan kebiasaan disetiap kunjungan ke rumah-rumah warga yang berkaitan dengan instansi ditempatnya bekerja.
“Ini sudah menjadi tradisi untuk itu (berbagi),” tutup Mardiana yang enggan membeberkan apa saja yang diberikan kepada keluarga korban.
Penulis : Firman
Editor : Hariman