Jumat, November 22, 2024

Festival Batupoaro Momentum Mengingat Sejarah Masa Lampau

SATULIS.COM, BAUBAU – Festival Batupoaro merupakan salah satu upaya dari Pemerintah Kota Baubau untuk terus menjaga dan melestarikan Ritual Budaya warisan leluhur. Di mana, dalam pelaksanaannya, Festival tersebut diawali dengan ritual Tuturangiana Batupoaro oleh perangkat Masjid Al-Muqarrabin Wameo.

Selain untuk menjaga dan melestarikan Buda warisan leluhur, pelaksaan Festival Batupoaro juga sebagai momentum untuk mengingat kembali sejarah pertama kali masuknya Ajaran Agama Islam di Kepulauan Buton, yang dibawa oleh seorang ulama besar dari tanah Johor, yaitu Syekh Abdul Wahid.

Hal tersebut diungkapkan Wali Kota Baubau La Ode Ahmad Monianse melalui sambutannya, saat menghadiri dan mengikuti semua rangkaian acara Festival Batupoaro, yang dilaksanakan di situs sejarah Batupoaro laut Ponda Kelurahan Wameo Kecamatan Batupoaro Kota Baubau, Selasa (11/10/2022).

“Nilai religius yang dihadirkan dalam Festival Batupoaro ini adalah, agar kita senantiasa bersyukur kepada Allah Subhanahu Wa Taala. Karena Rahmat-Nya, sehingga ulama besar Syeh Abdul Wahid sampai di tanah Buton ini, untuk menyampaikan Ajaran Agama Islam,” ujar La Ode Ahmad Monianse.

Orang nomor satu di Kota Baubau ini menambahkan, pelaksanaan Festival Batupoaro adalah merupakan salah satu cara serta upaya, agar masyarakat dapat mengambil hikmah dari kejadian dimasa lalu sebagai pelajaran, guna membangun dan menata kehidupan yang lebih baik dimasa yang akan datang.

“Batupoaro adalah masa lalu, tetapi sesungguhnya dari masa lalu itulah sehingga kita bisa menata masa depan. Maka ketika kita berada di tempat ini, yang paling utama kita lakukan adalah memuji kebesaran Allah Subhanahu Wa Taala, atas nikmat Iman dan Islam yang kita rasakan selama ini,” tuturnya.

La Ode Ahmad Monianse berharap, agar dalam kehidupan nyata, situs tersebut tidak hanya menjadi tempat untuk Ritual semata. Namun lebih dari itu, situs tersebut dapat menjadi salah satu penyemangat untuk memperkuat budaya Islam di Jazirah Kepulauan Buton pada umumnya dan di Kota Baubau khususnya.

Baca Juga :  RPJPD 2025-2045, Baubau Menuju Kota Maritim Indonesia Timur

“Sekaligus kita jadikan hari ini sebagai hari untuk selalu mengingatkan kita bahwa masih ada masa depan yang harus kita bina. Dan nilai-nilai luhur yang pernah tumbuh berkembang dimasa lalu kita harus lestarikan, dan kita jadikan sebagai pedoman atau obor penerang dalam hidup kita dan generasi kita dimasa yang akan datang,” pungkasnya. (adm)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

IKLAN

Latest Articles