SATULIS.COM, LABUNGKARI – Ketua Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) Sultra, Samsu Umar Abdul Samiun terus membuat kehebohan dalam setiap kunjungannya. Kebiasaan berbagi rezky dengan cara unik menjadi ciri khas Bupati Buton dua periode itu.
Dengan cara begitu, Umar Samiun selalu menjadi incaran kerumunan warga. Kali ini, tokoh mayarakat yang juga pemerhati budaya Buton itu kembali berbagi rezky pada acara Festival Homa-Homa atau makan-makan bersama di Desa Walando, Kecamatan Gu, Buton Tengah (Buteng).
Disitu, Umar Samiun kembali melepas uang ke udara setelah sebelumnya membagi uang tunai secara tertib. Membuang uang ke udara adalah cara Umar Samiun menghindari kerumunan massa yang berdesakan berebut.
Tak hanya itu. Sebelumnya, Umar Samiun memberi hadiah uang tunai jutaan rupiah kepada para juara lomba renang yang diikuti oleh warga setempat berusia di atas 40 tahun terdiri dari laki-laki dan perempuan.
Tak tanggung-tanggung, juara satu pada lomba tersebut mendapat uang tunai sebesar Rp 1 juta. Sedang juara dua Rp. 750 ribu dan juara tiga Rp. 500 ribu.
Kedatangan Umar Samiun di Festival budaya Homa-homa Desa Walando ditemani Ketua Umum Pertiwi Nusantara, Yulia Rahman Umar Samiun dan ketua DPRD Kota Kendari, Subhan. Terlihat pula Wakapolres Buteng, Kompol Bahtiar.
Dalam sambutannya, Umar Samiun mengimbau warga Desa Walando, agar terus mempertahankan Festival Homa Homa tersebut. Pasalnya, festival budaya itu merupakan ajang silaturahmi yang dikemas halal bihalal oleh masyarakat desa walando, dimana kegiatan itu juga masih dalam suasana idul fitri.
“Saya berterima kasih kepada kepala desa walando yang telah mengundang saya bersama rombongan dalam momentum baik ini, dan jujur ini festival yang pertama kali dibuat pasca dimekarkan menjadi desa”, ungkapnya dihadapkan masyarakat desa walando.
Menurutnya, kegiatan tersebut hendaknya terus dilestarikan. Dimana diketahui kebiasaan masyarakat kabupaten buton tengah dan menjadi tradisi tersendiri jika setelah lebaran sering menggelar ajang silaturahmi antar masyarakat yang pulang dari perantauan.
“Sebenarnya ini festival homa homa walaupun digelar di desa tapi ini sudah festival standar kecamatan dan patut diapresiasi, semoga ini terus dilanjutkan dari tahun ke tahun,” pungkasnya.
Sementara itu, kepala desa Walando, Mursidi mengatakan, kegiatan ini bertujuan membangun silaturahmi sesama warga. Pasalnya, kebanyakan warga desa Walando adalah perantau.
“Mari kita merawat kegiatan ini dengan baik hingga generasi kita selanjutnya. Kita jadikan kegiatan sebagai sarana mempererat tali silaturahmi kita,” pungkasnya. (Adm)