SATULIS.COM, BAUBAU – Untuk mencapat target nasional di tahun 2024 penurunan angka stunting di angka 14%, menjadi perhatian serius dari Pemkot Baubau. Pasalnya, saat ini baru sekitar 26% turun kurang lebih satu persen dari 27,6% angka stunting di Kota Baubau sehingga masih sangat banyak upaya yang harus dilakukan untuk menurunkan angka 26% ke 14% dalam waktu satu tahun.
Wali Kota Baubau La Ode Ahmad Monianse saat memimpin pertemuan konvergensi percepatan penurunan stunting Kota Baubau di aula PO 5 Bappeda Kamis (15/6/2023) mengatakan, Pemkot Baubau sangat serius untuk menurunkan angka stunting di Kota Baubau.
Apalagi, saat ini dengan kekuatan Kader Pembangunan Manusia (KPM) yang 2 orang per kelurahan yang artinya Pemkot Baubau memiliki 2×43 orang yaitu 86 orang dengan target stunting kompetensi 5000 kepala keluarga yang tersebar di 12 kelurahan lokus.
“Nah ini saya kira yang menjadi perhatian serius kita, apakah dengan kekuatan 86 orang itu bisa menurunkan angka stunting kurang lebih 12%. Karena kemarin kita sudah keroyokan, sudah berjuang bersama kita di tahun 2022 ke tahun 2023 hanya turun 1%,” ujarnya.
“Sekarang satu tahun lagi, dari 26% ke 14% berarti ada 12% ya, kita harus menurunkan 12% dalam satu tahun. Kira-kira siapa yang bisa mengerjakan itu?. Kalau pandangan pak presiden mengatakan bahwa kelihatannya memang belum semua serius melakukan upaya menurunkan angka stunting,” katanya.
“Jadi kalau indikator keseriusan kita hanya terbentuknya Kader, kemudian ada kepemihakan anggaran, tapi kalau semua itu tidak bergerak pasti angka stunting tidak turun. Sehingga pak presiden mengatakan bahwa coba dievaluasi kembali ukuran keberhasilan kita didalam stunting itu lebih terukur lagi. Jangan ukuran-ukuran yang kuantitatif lagi. Jadi hal yang diinginkan presiden adalah kerja nyata kita untuk secara bersama-sama bergerak, harus punya data jelas,” ungkapnya.
Ditambahkan, berdasarkan 8 aksi konvergensi percepatan penurunan stunting antara lain:Analisis situasi. Rencana kegiatan, Rembuk stunting, Peraturan Bupati/Wali Kota tentang peran desa/kelurahan, Pembinaan Kader Pembangunan Manusia (KPM). Sistem managemen data, Pengukuran dan publikasi stunting, Review kerja tahunan. Hal ini merupakan 8 aksi panduan yang diharapkan aksi ini dapat untuk menurunkan stunting di Kota Baubau.
Lebih lanjut diungkapkan, secara umum tentang stunting, tentunya semua sudah punya pemahaman namun sekarang yang terpenting secara bersama-sama mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksana untuk lebih membuat kegiatan yang lebih terurukur.
Kemudian, bersama Bappeda mencoba berupaya tentang adanya upaya pendampingan dari ASN. Jumlah ASN Pemkot Baubau saat ini kurang lebih 5000an juga. Dan didalam ASN itu juga ada yang terdampak stunting dikarenakan kesibukan seorang ibu lantas tidak mengurus kehamilannya sampai dengan bersalin, sampai kemudian anaknya tumbuh besar sampai seribu hari kehidupannya itu tidak terjaga dengan baik sehingga peluang stunting itu ada.
Oleh sebab itu, maka diasumsikan saja, bahwa ASN dengan tingkat kepedulian dan pemahaman tentang kesehatan yang baik maka akan ada gambaran bahwa mereka tidak stunting. Sehingga diharapkan dari tangan-tangan ASN bisa melakukan upaya pendampingan satu ASN satu keluarga stunting. Dan akan terus memberikan laporan serta memberikan upaya penyuluhan tentang stunting.
“Nah ini mungkin bisa kita berharap dengan pendekatan seperti itu kita bisa berharap dapat menurunkan angka stunting beberapa persen di Kota kita. Untuk mencapai angka 14% di skala nasional menjadi tanggung jawab bersama seluruh bangsa seperti yang disampaikan oleh pak presiden, kelihatannya kita dengan waktu yang tersedia mungkin agak sulit untuk mencapai itu. Tapi bukan berarti tidak mungkin. Untuk itu maka diperlukan upaya yang luar biasa, langkah-langkah yang tidak biasa sehingga hasilnya juga bisa luar biasa,” tutupnya. (adm)