SATULIS.COM, JAKARTA – Harga daging, ayam, hingga telur berpotensi meroket, menjelang Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri. Harga tiga komoditas pangan itu kerap naik selama masa hari raya keagamaan, karena faktor musiman berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS).
“Tiga komoditas itu selalu beri andil 10 terbesar saat Hari Raya Idul Fitri,” kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam Rapat Koordinasi Pengamanan Pasokan dan Harga Pangan di Jakarta, Senin (4/3/2024).
Amalia mengatakan, tiga komoditas itu memberi ancaman inflasi pada masa Ramadan-Idul Fitri 2024 atau Maret dan April, selain harga beras yang masih memberikan tekanan inflasi tertinggi pada Februari 2024. Inflasi beras pada bulan itu mencapai 5,32% dengan andil 0,21%.
Selama tiga tahun terakhir, Amalia mengatakan, tiga komoditas itu selalu masuk lima besar pemberi tekanan inflasi tertinggi saat Lebaran. Daging sapi andilnya ke inflasi selalu di kisaran 0,02%-0,01%, daging ayam ras 0,09%-0,01%, serta telur ayam ras 0,05%-0,01%.
“Tiga komoditas itu selalu memberi andil 10 terbesar saat Hari Raya Idul Fitri, jadi daging ayam ras, telur ayam, daging sapi itu tiap tahun beri andil inflasi bulan-bulan tersebut,” tegas Amalia.
“Tapi saat Ramadan memang bervariasi tiap tahun, tidak ada yang terlalu dominan. Kadang minyak goreng masuk, kadang tidak, kadang cabai rawit masuk, kadang tidak,” tuturnya.
Sebagai informasi, awal bulan Ramadan, 1 Ramadan 1445 H menurut Muhammadiyah bertepatan pada 11 Maret 2024. Ini berarti shalat tarawih pertama akan dilaksanakan pada 10 Maret 2024.
Penetapan itu tertuang dalam Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah tentang Hasil Hisab Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah 1445 Hijriyah Nomor 1/MLM/I.0/E/2024 yang ditandatangani oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir dan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti. PP Muhammadiyah menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal untuk menetapkan permulaan bulan Hijriah.
Sementara itu, tanggal 1 Ramadhan 1445 H versi Nahdlatul Ulama (NU) dan Pemerintah baru akan ditetapkan melalui sidang isbat yang digelar akhir Syaban nanti. Melansir laman resmi Kementerian Agama, Sidang Isbat Penetapan Awal Ramadhan 1445 Hijriah akan dilaksanakan pada 10 Maret 2024.
Berbeda dengan Muhammadiyah, pemerintah dan NU menggunakan metode rukyatul hilal dalam menentukan awal bulan. Metode tersebut mempertimbangkan hasil hisab posisi hilal yang dikonfirmasi lagi lewat pengamatan hilal dengan kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura). Tinggi hilal saat Matahari terbenam menurut kriteria MABIMS minimal 3 derajat dan sudut elongasi 6,4 derajat.
Meski demikian, apabila mengacu pada kalender Hijriah Indonesia 2024 terbitan Kementerian Agama, maka awal Ramadan 2024 versi pemerintah dan NU diperkirakan jatuh pada Selasa, 12 Maret 2024. (adm)
Sumber : CNBC Indonesia