Jumat, November 22, 2024

Ini Kata Humas Polda Sultra Soal Tewasnya Satu Mahasiswa Kendari

SATULIS.COM, KENDARI –  Aksi unjuk rasa menolak pengesahan RUU KUHP dan RUU KPK di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis (26/9/2019) berujung rusuh. Satu mahasiswa tewas, satu lainnya kritis.

Dikonfirmasi terkait hal itu, Kabid Humas Polda Sultra, AKBP Harry Golden Hardt mengatakan belum ada kepastian terkait penyebab kematian mahasiswa tersebut, apakah dikarenakan terkena tembakan peluru.

“Itu baru dugaan. Tentunya kita nanti baru bisa memastikan setelah ada hasil autopsi,” jelas Harry Golden Hardt.

Namun pihaknya memastikan bahwa dalam mengamankan aksi unjuk rasa, polisi tidak dibekali peluru. Baik itu peluru tajam, peluru karet maupun peluru hampa.

“Namun disini dapat saya tegaskan bahwa kami dari aparat kepolisian dalam memberikan pengamanan kegiatan unjuk rasa, anggota tidak dibekali baik itu dengan peluru tajam, peluru karet, maupun peluru hampa. Anggota hanya dibekali dengan tameng, tongkat, kemudian water canon dan peluru gas air mata,” singkatnya.

Sebelumnya, unjuk Rasa menolak pengesahan RUU KUHP dan RUU KPK di depan gedung DPRD Sultra, Kamis (26/9/2019) berlangsung ricuh. Ribuan mahasiswa terlibat bentrok dengan aparat keamanan. Bahkan massa yang beringas membakar gedung DPRD Sultra.

Ribuan mahasiswa ini berhamburan dan berlarian kocar-kacir saat polisi melepaskan tembakan gas air mata didepan kantor DPRD Sultra.

Mahasiswa yang kesal langsung kembali melakukan aksi penyerangan dengan melempar batu kearah petugas dan semakin membuat suasana memanas.

Kericuan ini berawal saat ribuan massa pengunjuk rasa hendak masuk kedalam Kantor DPRD Sultra namun dihalangi oleh barikade polisi.

Dalam aksinya, mahasiswa meminta kepada dewan dan Pemerintah untuk segera membatalkan pengesahan RUU KUHP dan RUU KPK serta RU Pertanahan. Mereka menilai rancangan undang-undang tersebut akan menciderai demokrasi.

Baca Juga :  Pandemi Covid-19, Polda Sultra Gelar Donor Darah

Kesal karena tidak dapat menemui anggota dewan, mahasiswa membabi buta dan membakar sejumlah ruangan yang berada didalam kantor DPRD Sultra. Bahkan mereka juga membakar tiga unit motor yang sedang terparkir.

Satu Mahasiswa Universitas Haluoleo di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Randi (21) meninggal dunia saat melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor DPRD Sultra pada Kamis sore (26/9/2019).

Diduga korban meninggal karena terkena tembakan peluru tepat dibagian dada kanannya. Mahasiswa Perikanan semester 7 UHo Kendari ini meninggal dunia usai terlibat bentrok dengan polisi di gedung DPRD SUltra, Kamis 26 September 2019.

Randy dibawa kerumah sakit Korem Kendari sekitar pukul 16.18 Wita oleh sejumlah temannya usai diterjang peluru dibagian dadanya. Warga asal Desa Lakarinta Kabupaten Muna ini sempat mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit Korem di Kendari.

“Korban telah meninggal dunia sebelum mendapat perawatan,” ujar Komandan KOREM 143 Haluoleo, Kolonel Info Yustinus kepada Satulis.com.

Meski begitu, pihaknya belum bisa memastikan apakah luka didada kanan korban merupakan tembakan peluru karena hingga kini proses visum masih dilakukan. (adm)

Peliput : Dika

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

IKLAN

Latest Articles