Rabu, Desember 4, 2024

Bongkana Khopo, Ritual Adat Ungkapan Rasa Syukur Masyarakat Kapontori

Desa Wambulu, Kecamatan Kapontori, Kabupaten Buton menggelar Ritual Pesta Adat Foobula. Ritual ini secara turun temurun telah dilaksanakan oleh masyarakat Wambulu yang termasuk Kadie Watumotobe tahun 1593.

Laporan : Alimuddin Matu, Kominfo Buton.

Oleh masyarakat setempat ritual adat ini biasa juga disebut Bongkana Khopo. Bongkana Khopo berarti acara pembukaan lahan dan penyerahan bibit jagung dan padi oleh Syara (Perangkat adat) kepada penghulu masjid atau perangkat mesjid untuk di Khopo.

Bhongkaano Khopo ini dilaksanakan selama 4 hari lamanya. Ditandai dengan bunyi gendang dan gong dan dimeriahkan dengan tari Kanguru, Silat, Linda, Pajoge, Ngibi.

Ketgam : Bupati Buton, Drs La Bakry disambut dengan pengalungan sarung oleh masyarakat Kecamatan Kapontori, Kabupaten Buton.

Ritual ini berawal  kemarau Panjang yang melanda Kesultanan Buton. Saat itu Sultan Lasangaji atau Sultan Makengkuna memerintah dari tahun 1566 – 1570.

Pada masa itu, Kesultanan Buton dilanda kekeringan yang berkepanjangan. Air sulit didapat, terlebih bahan makanan. Konon masyarakat ada yang menjadikan tanah tertentu sebagai bahan makanan.

Para pembesar kesultanan berkumpul dan bermusyawarah untuk menyatukan hati dan memohon kepada Allah SWT semoga musim kemarau itu dapat berakhir dengan turunnya hujan.

Ketgam : Wakil Bupati Buton, Iis Elianti, juga mendapat sambuta. Pengalungan sarung.

Berdasarkan hasil musyawarah dan penerawangan para pembesar Kesultanan memutuskan bahwa untuk mengakhiri musim kemarau itu diserahkan pada syara Watumotobe. Dan Poo Bula lah yang akan memimpin ritual meminta hujan tersebut.

Setelah melaksanakan ritual memohon hujan, dengan izin Allah SWT Hujan pun turun dengan lebatnya. Masyarakat pun mulai menanam. Dengan melimpahnya hasil panen, masyarakat Watumotobe melaksanakan ritual Bonghkana Khopo bagi masyarakat Watumotobe atau Foobula.

Ritual Adat yang digelar di Balai Desa Wambulu (termasuk Kadie Watumotobe dalam Kesultanan Buton) dihadiri Bupati Buton, drs. La Bakry, MSi, Wakil Bupati Buton, Iis Elianti, Kapolres Buton, AKBP Agung Ramos Paretongan Sinaga, Dandim 1413 Buton, Letkol Inf Arif Kurniawan dan sejumlah OPD Lingkup Pemkab Buton, Camat Kapontori dan sejumlah Kepala Desa dan Lurah di wilayah itu.

Baca Juga :  Polemik Tapal Batas, Pemkab Buton dan Pemkab Muna Sepakati Tiga Hal

Kepada masyarakat Kapontori, Kapolres Buton menghimbau agar pelaksanaan puncak pesta adat tersebut berlangsung dengan aman. Terlebih, ritual pesta adat biasanya dirangkaian dengan keramaian pada malam harinya.

Ketgam : Bupati Buton Drs La Bakry, Wakil Bupati Buton Iis Elianti bersama forkopimda Buton serta tokoh masyarakat Kapontori menggelar foto bersama.

“Untuk itu masyarakat kiranya dapat menjaga keamanan sehingga suasana tetap kondusif. Kecamatan Kapontori terdkiri 15 Desa dan 2 kelurahan, tidaklah mungkin aparat dapat menjaga keeamanan tanpa bantuan masyarakat. Kami juga meminta para tokoh adat, tokoh masyarakat dan pemuda untuk sama-sama menciptakan suasana yang kondusif,” ajak Kapolres Buton.

Hal senada disampaikan Dandim 1413 Buton. Pelaksanaan ritual adat hari merupakan tolak ukur untuk pelaksanaan ritual selanjutnya. Suasana yang aman dan kondusif tergantung dari masyarakat.

“Untuk itu kami menghimbau masyarakat untuk TNI Polri menciptakan suasanan yang harmonis dan kondusif. TNI Polri sangat mendukung pelaksaan acara budaya seperti ini,” katanya.

Bupati Buton, Drs La Bakry kembali menegaskan pentingnya menjaga suasana silaturahim. Kata dia, kedamaian itu sangat mahal. Sementara kerusuhan hanya akan menimbulkan ketakutan dan ancaman. Dialog dan musyawarah merupakan acuan untuk menciptakan suasana damai sebagai tensi peradaban.

“Makanya mari kita pelihara budaya kita. Mari kita mencontoh kesantunan leluhur kita dalam melaksanakan roda pemerintahan dan kehidupan bermasyarakat demi kelangsungan penbangunan di Buton yang berimplementasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat,” beber La Bakry.

Ditambahkan La Bakry, acara yang berbaur budaya  harus terus diletarikan. Hal itu juga sejalan dengan visi misi Pemkab Buton, yakni menjadikan Buton sebagai Kawasan bisnis dan budaya terdepan. (Adm)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

IKLAN

Latest Articles