Sabtu, November 23, 2024

Sekretaris Hanura Buteng Mengaku di Intimidasi Mantan Kades Lowulowu

SATULIS.COM, BUTON TENGAH– Muslimin Rifai mantan kepala Desa (Kades) Lowulowu di duga melakukan aksi premanisme dengan menghadang mobil DPC partai Hati Nurani Rakyat (HANURA) Buton Tengah (Buteng), Sulawesi Tenggara, Kamis (20/02/2020) pagi.

Kejadian itu bermula saat Sekretaris DPC Hanura Buteng, Djoysman bersama rekannya turun ke Desa Lowulowu, tepatnya dusun La Oda Kecamatan Gu, untuk menjemput salah satu anggota partai Hanura yang akan ke Wakatobi.

Selain menjemput anggotanya ke Desa itu, Djoysman juga membawa misi kemanusiaan dengan membawa bantuan logistik bagi penderita penyakit stunting di desa lowulowu. Namun, saat mobil yang di kendarai hendak berbalik, ada batu besar melintang di badan jalan.

“Paska saya keluar mobil dan menuju Wamengkoli, di jalan saya liat batu besar yang melintang di depan jalan sehingga mobil yang saya kendarai tidak bisa lewat,” kata Djoysman saat di hubungi via phone.

Melihat kondisi tersebut, lanjut Djoys, salah satu rekannya bernama La Musa menyarankan untuk mundur saja.

“Sehingga saya mundur dan mengamankan diri di rumah kepala dusun Lowulowu, di sebuah kamar,” lanjutnya.

Setelah mengamankan dirinya, 3 menit berselang datanglah oknum mantan kepala desa (Muslimin Rifai) dalam keadaan mabuk bersama seorang preman sambil berteriak atas kasus yang menimpa salah satu anggota keluarganya.

“Mereka tidak terima kemenakannya atas nama Marzuki di tahan di Polres Baubau atas tindakan pengeroyokan yang di lakukan kepada saya. Katanya saya yang penjarakan beberapa bulan yang lalu, yang akhirnya berbuntut pemalangan kendaraan saya,” ulasnya.

Dalam kondisi seperti itu, pria asal Masteng ini merasa bersyukur dirinya masih di tolong oleh keluarga bapak Jamaludin. Saat mengamankan dirinya, Djoysman sesekali mendengar teriakan dari luar rumah oleh mantan kades bersama teman premannya.

Baca Juga :  Pengancaman Akibat Mabuk di Mawasangka Berakhir Damai

“Djoys keluar kamu, saya bunuh kamu, kalau tidak keluar saya bakar mobilmu,” ungkapnya.

Menurut Djoys, upaya pengancaman dan penyanderaan mobil ini adalah sebuah perilaku dan tindakan melawan hukum.

Ia berharap Polres Baubau dan Polsek Gu melakukan tindakan sehingga meredam konflik sosial yang terjadi di masyarakat.

“Kalau cuman oknum mending di amankan saja karna takutnya kalau tak di amankan bisa terjadi konflik yang lebih besar,” pintanya. (Adm)

Peliput : Arwin

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

IKLAN

Latest Articles