SATULIS.COM, BAUBAU – Kemunculan virus mematikan pada tahun 2020, jauh sebelumnya ternyata telah diketahui oleh seorang pemuda Indonesia asal Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara (Sumut).
Bahkan pemuda itu menyebutkan secara detail, bahwa virus mematikan yang dimaksudnya akan muncul pada tahun 2020 adalah Virus Corona. Lebih mencengangkan, karena pernyataan pemuda itu keluar sejak tahun 2017 lalu.
Dalam rekam digital sosial medianya, pemuda dengan akun Facebook Syahriall, pada 1 Mei 2017, pukul 23.16, menulis sebuah status, yaitu :
Ditahun 2020 akan ada virus yang mematikan “v.coronaa” begitu tulis akun Facebook itu.
Pantauan Satulis.com, sampai dengan Selasa (17/03/2020), sekira pukul 07.43 Wita, postingan tersebut mendapat 88 like, 36 komentar dan 24.871 kali dibagikan.
Dalam info akun Facebook nya, Syahriall tercatat lahir pada 15 Mei tahun 2000. Artinya, ramalan itu diungkapkan pemuda asal Kota Medan ini saat masih berusia 16 tahun atau kurang dari 14 hari lagi berusia 17 tahun.
Meski begitu, tidak sedikit yang meragukan kebenaran status tersebut. Ada yang beranggapan jika status di Facebook dapat diakali dengan mengatur atau mensetting tanggal lalu kemudian di post.
Saat ini, jumlah kasus virus Corona secara global terus bertambah dan telah mendekati 170 ribu kasus di sedikitnya 140 negara juga wilayah. Lebih dari 6.500 orang meninggal dunia secara global.
China masih menjadi negara dengan kasus terbanyak, yang kini mencapai 80.860 kasus dengan 3.213 orang meninggal. Italia menjadi negara kedua dengan kasus terbanyak. Sedikitnya 24.747 kasus virus Corona terkonfirmasi di Italia, dengan 1.809 orang meninggal. Selanjutnya ada Iran dengan 13.938 kasus virus Corona, dengan 724 orang meninggal dunia.
Jumlah kasus virus Corona juga bertambah di Arab Saudi, yang kini mengonfirmasi 118 kasus. Salah satunya dilaporkan merupakan seorang warga negara Indonesia (WNI).
Meski China masih menjadi negara dengan jumlah kasus terbanyak, jumlah total kasus di negara itu telah dikalahkan oleh jumlah total kasus di luar China. Ini merupakan pertama kalinya jumlah kasus di luar China melampaui jumlah kasus di negara yang menjadi asal wabah virus Corona.
Di Indonesia sendiri, pemerintah memastikan jumlah pasien yang terkonfirmasi mengidap virus corona atau Covid-19 bertambah sebanyak 17 orang.
Dilansir dari Kompas.com, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto dalam keterangan pers kepada wartawan di Jakarta, Senin (16/3/2020).
“Ada penambahan jumlah pasien sebanyak 17 orang (positif tertular virus corona) sehingga saat ini ada 134 pasien yang tertular,” ujar Achmad Yurianto.
Adapun 17 pasien itu tersebar di sejumlah wilayah.
Secara khusus, lokasinya berada di Jawa Barat (satu pasien), Jawa Tengah (satu pasien), Banten (satu pasien), dan DKI Jakarta (14 pasien).
Sebelumnya, jumlah pasien positif terjangkit virus corona di Indonesia tercatat 117 kasus hingga hari Minggu (15/3/2020).
Sejauh ini, pemerintah telah mengumumkan ada delapan orang yang telah sembuh dari perawatan Covid-19.
Adapun lima orang telah meninggal dunia setelah sebelumnya sempat dinyatakan positif virus corona.
Ancaman penyebaran virus corona atau penyakit Covid-19 di Indonesia mulai terasa sejak Presiden Joko Widodo mengumumkan bahwa ada dua orang yang positif terpapar pada 2 Maret 2020.
Menurut Jokowi, saat itu pasien kasus 01 diduga tertular melalui warga negara Jepang saat kontak dekat dengan warga negara Jepang di Jakarta pada 14 Februari 2020.
Warga negara Jepang itu diketahui mengidap Covid-19 ketika kembali ke Malaysia yang merupakan lokasi tinggalnya. Sejak saat itu, penyebaran kasus Covid-19 terus terjadi.
Bahkan, penyebaran virus corona juga sampai ke anggota kabinet. Salah satu pasien positif virus corona adalah Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Kabar ini kemudian dikonfirmasi oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno pada Sabtu (14/3/2020) malam, atas izin keluarga.
Namun, Pratikno tidak menjelaskan kapan Budi Karya terpapar virus corona atau informasi terkait klaster penularan.
Sejak kabar itu terungkap, sejumlah pejabat negara kemudian diketahui melakukan pemeriksaan karena telah melakukan kontak dekat dengan Budi Karya.
Pemeriksaan juga dilakukan Presiden Jokowi. Namun, Jokowi belum menyampaikan hasil tes kesehatan karena menurut dia lebih baik disampaikan oleh petugas medis. (Adm)