SATULIS.COM, BAUBAU – Di tengah masa pandemi Covid-19 saat ini, Pemkot Baubau disorot berbagai pihak mengenai persoalan kebersihan kota Baubau sebagai penerima piala Adipura selama tiga tahun berturut-turut. Tidak terkecuali Departement Pendidikan dan Kaderisasi EK LMND Baubau, Irwansyah dalam press release kepada media, Kamis (7/4/2020).
Menurut Irwansyah, persoalan sampah yang berserakan di segala sudut kota saat ini, menjadi preseden buruk kinerja Pemkot Baubau terutama Dinas Lingkungan Hidup kota Baubau (DLH).
Irwansyah mempertanyakan kebijakan kadis DLH, Muhammad Salim terkait pengurangan crew pekerja kebersihan, armada pengangkut sampah maupun pengurangan volume pengangkutan sampah yang terkesan tidak bertanggungjawab.
Menurutnya dengan diberlakukannya Surat Himbaun DLH nomor 6601/135, bahwa sejak 1 Mei 2020 Dinas Lingkungan Hidup Kota Baubau mengurangi Armada pengangkut sampah, yaitu hanya sebanyak 5 unit per hari, Pemkot terkesan melakukan pergeseran anggaran guna penanganan pandemi Covid-19 di sektor yang salah.
“Ini sama saja menggugurkan tanggung jawab mereka kepada masyarakat kota Baubau. Anggaran digeser sementara masyarakat dihadapkan dengan persoalan sampah yang juga sumber penyakit baru selain Covid – 19,” ujarnya.
Irwansyah juga mempertanyakan masalah iuran sampah yang diberlakukan oleh DLH sejak 2019 lalu, bagi administrasi sampah rumah tangga.
“Kenapa pergeseran anggaran harus dipangkas dari anggaran BBM mobil operasional pengangkut sampah. Sementara warga tetap membayar iuran tiap bulannya, kalau kita perhitungkan sampah di kota Baubau untuk perharinya itu bisa mencapai ratusan ton,” herannya.
Banyaknya armada yang dimiliki DLH Baubau, mulai dari puluhan unit mobil operasional dan gerobak motor dianggap memutus mata pencaharian para crew kebersihan yang dirumahkan.
Olehnya itu LMND Baubau meminta dan menekankan kepada Pemerintah Kota Baubau, Dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup, agar segera menuntaskan persoalan sampah tersebut. (adm)