SATULIS.COM, Baubau – Memasuki musim angin timur yang terjadi di wilayah kota Baubau dan sekitarnya membuat harga ikan laut meroket naik di pasaran. Selain cuaca buruk, gelombang tinggi juga menyebabkan kurangnya stok ikan laut segar di pasaran.
“Musim timur seperti sekarang ini nelayan tangkap ataupun fiber takut untuk melaut, apalagi pemasok ikan terbanyak berasal di Pasar Wajo dan sekitarnya tapi sekarang lagi musim kuat angin. Karena musim pancaroba juga yang berdampak pada mahalnya harga ikan,” jelas Abdul Karim, salah seorang pedagang ikan saat diwawancarai, Jumat (28/8/2020).
Karim menambahkan sejak satu minggu terakhir harga ikan di pasaran memang relatif mahal. Salah satu faktor pelaku pasar saat ini hanya menunggu pemasok dari luar daerah untuk mendapatkan ikan segar.
“Bukan hanya nelayan yang tidak melaut, tetapi musim angin timur itu suhu air laut di permukaan itu tinggi hingga menyebabkan ikan enggan untuk naik ke permukaan. Biarpun ada yang melaut tetap hasil tangkapan juga berkurang, itulah yang membuat mahal harga ikan,” tambahnya.
Untuk omset penjualan, Karim menyatakan masih dalam keadaan stabil. Meskipun mahal, tapi daya beli masyarakat masih stabil di pasaran.
Di pasar Wameo Kota Baubau, harga ikan Tuna/ikan merah ukuran Jumbo bisa mencapai Rp 200 ribu – Rp 500 ribu/ekor, ikan Tongkol mencapai Rp 50 ribu/ekor dengan ukuran sedang. Ikan Katamba, ikan Karang, jenis ikan Bolu dan lainnya mencapai Rp 50 ribu/tempat. Untuk jenis Cumi-cumi dan udang harga di pasaran saat ini mencapai Rp100 ribu/tempat.
Tina (34), seorang ibu rumah tangga pun menyayangkan melonjaknya harga ikan. Namun sebagai bahan baku untuk konsumsi, ikan merupakan bahan wajib untuk dibeli.
“Harga ikan memang mahal sudah berapa hari ini, tapi tetap harus dibeli karena kebutuhan juga. Paling kita beli sesuai isi dompet,” ujarnya. (Adm)
Peliput : Cahya