SATULIS.COM, BAUBAU – Pemerintah Kota (Pemkot) Baubau terus memberikan dan memanfaatkan ruang-ruang kosong bagi siapa saja untuk mengambil peran yang tidak bisa dimasuki oleh Pemkot Baubau dikarenakan beberapa hal seperti keterbatasan dan bukan fokusnya.
Hal itu diungkapkan Wali Kota Baubau La Ode Ahmad Monianse saat membuka secara resmi pelatihan pengenalan lima prinsip kesejahteraan hewan (ayam) di aula Lakamali, Selasa (21/6/2022).
Dikatakan, dengan adanya peran salah satu LSM Lakamali yang sudah masuk memanfaatkan dan bermain di ruang tersebut sudah merupakan kolaborasi dengan Pemkot Baubau sebab tidak semua persoalan di Kota Baubau dapat ditangani oleh Pemkot Baubau. Karena itu, apa yang dilakukan oleh LSM Lakamali merupakan bagian untuk memperkuat membangun sabuk ekonomi di Kota Baubau.
Menurut La Ode Ahmad Monianse, beberapa hari yang lalu, Pemkot Baubau juga menggelar pelatihan seperti ini yang diinisiasi oleh Bank Indonesia yakni tempatnya di Kelurahan Ngkaring-Ngkaring Kecamatan Bungi. Bahkan, lebih kecil lagi dari pelatihan ini yang temanya adalah yakni kotoran Sapi yang di pelatihankan dengan bagaimana membangun kapasitas lokal masyarakat untuk memanfaatkan bahan yang nol rupiah menjadi yang lebih bernilai lebih dari nol rupiah.
Karena, Pemkot Baubau sangat kesulitan dengan pupuk dimana setiap musim tanam pupuk yang selalu menjadi masalah. Padahal ada banyak pupuk di sekitar yang nilainya nol rupiah yang apabila dikelola dengan baik dan hasilnya melebih dari kapasitas pupuk buatan.
Orang nomor satu di Kota Baubau ini dapat membayangkan begitu besarnya nilai ekonomi yang apabila hal yang nol tadi yang bisa dikatakan nol modal namun ini bisa dikatakan menjadi modal pemicu untuk masuk meningkatkan nilai ekonomi yang sangat tinggi.
”Bayangkan, kalau berbicara bisnis selalu memperbandingkan biaya produksi dan berapa hasil. Kalau biaya produksi Rp 5 ribu hasilnya Rp 10 ribu untungnya Rp 5 ribu. Kalau biayanya nol hasilnya jualnya Rp 10 ribu maka untungnya Rp 10 ribu,” bebernya.
“Maka bisa dibayangkan bagaimana memanfaatkan potensi nol menjadi sebuah kekuatan dan kemarin ada profesor Nugroho yang ahli memang dibidang Ekofarming dan juga seorang pakar di pertanian dengan memanfaatkan bakteri yang ada di intervensi kotoran hewan ditambah dengan yang lainnya yang menghasilkan pupuk yang tidak hanya murah justru memperbaiki fisik tanah, biologi tanah dan kimia tanah kami sekarang lagi uji coba itu, dan ini semua sama dengan apa yang dilakukan hari ini yakni memperkuat sabuk ekonomi Baubau,” ujarnya.
Selama ini tambah La Ode Ahmad Monianse, tidak sedikit potensi dan uang rakyat Baubau harus terbang ke daerah lain karenakan seperti pasokan ayam, telur pasokan tanaman lainnya itu datang dari luar kemudian di jual di Baubau yang kemudian uang hasil penjualan tersebut seperti telur dipakai lagi membeli telur lagi diluar daerah sehingga berapa uang yang tersisa di Baubau.
Padahal, kalau telur atau daging itu diproduksi di Baubau dibeli dengan uang kantong orang Baubau terputar di Baubau dan banyak manfaat.
“Itulah yang dinamakan sabuk ekonomi. Kita buat sedemikian rupa sehingga uang terputar didaerah kita lebih banyak dari pada terbang keluar. Jadi hal yang kecil tapi bila bersama-sama membangun kekuatan ini maka bisa menahan begitu banyaknya uang rakyat Baubau ini yang tidak keluar sehingga terputar banyak di Baubau,” jelasnya.
Saat ini ungkap La Ode Ahmad Monianse, Dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Baubau kini punya program untuk ayam. Hanya saja, satu hal yang harus jadi perhatian karena kadang tidak serius sebab melihat tetangga berhasil maka mengikuti juga apa yang dilakukan tetangga tersebut meski tidak mengetahui bagaimana skill pemeliharaan.
Karenanya, ini harus dipahami sebagaimana memelihara anak sendiri harus tahu kapan diberikan susu dan bila menangis minta karena apa. Oleh sebab itu, dengan pelatihan ini akan memberikan skill kemampuan dasar untuk bagaimana memulai bisnis ayam karena sesuatu yang dikerjakan tanpa ilmu hasilnya tidak maksimal harus ada ilmunya. (Adm)