Kamis, Juli 10, 2025

Dinas Pertanian Busel Salurkan Bantuan Bibit Bawang dan Peternak

 

SATULIS.COM, BUTON SELATAN – Dinas Pertanian Kabupaten Buton Selatan terus mengakselerasi berbagai program unggulan yang selaras dengan visi 100 hari kerja Bupati. Fokus utama diarahkan pada penguatan sektor pertanian dan peternakan guna menunjang ketahanan pangan, perbaikan gizi masyarakat, dan kemandirian ekonomi warga.

Kepala Dinas Pertanian Buton Selatan, LM Idris, mengungkapkan bahwa salah satu sektor prioritas adalah pengembangan komoditas bawang merah yang selama ini menjadi andalan daerah Delapan Dewa. Namun, tantangan besar yang dihadapi adalah tingginya ketergantungan petani terhadap bantuan pemerintah dan minimnya sarana penyimpanan hasil panen.

“Produksi bawang merah kita memang cukup tinggi, tetapi penyimpanannya masih lemah. Rata-rata hanya bertahan tiga bulan. Untuk itu, saya berencana mengusulkan kepada Bupati Buton Selatan untuk membangun dua hingga tiga unit bangunan penyimpanan atau Bang Sal, agar kualitas pasokan tetap terjaga dan harga stabil,” ujar Idris.

Saat ini, harga bawang di pasar lokal berkisar antara Rp50 ribu hingga Rp60 ribu per kilogram. Sementara itu, harga bibit justru lebih tinggi, sehingga dibutuhkan strategi khusus agar petani tidak terus merugi.

“Mutu bawang sangat bergantung pada cara penanaman dan pengelolaan unsur haranya. Karenanya, kita juga dorong pengolahan lahan dan penggunaan pupuk organik agar hasilnya maksimal,” tambahnya.

Untuk mengurangi ketergantungan terhadap bantuan bibit, Pemkab Buton Selatan tengah mengkaji mekanisme bantuan satu kali berbasis MoU (nota kesepahaman) antara petani dan pemerintah. MoU ini mengikat komitmen petani untuk memanfaatkan bibit secara berkelanjutan selama tiga tahun.

“Kami ingin mengurangi ketergantungan bantuan dan petani harus berkomitmen menangkarkan sendiri untuk masa tanam selanjutnya. Termasuk pengolahan dan penyimpanan, harus ada peningkatan. Kalau bisa, dengan teknik pengawetan yang tepat, bawang bisa disimpan sampai lima bulan,” jelas Idris.

Baca Juga :  Jambore Kader PKK Buton Selatan, Keluarga Berdaya Negeriku Jaya

Di sisi lain, program peternakan juga menjadi perhatian penting. Melalui program ini, sebanyak 1.000 ekor ayam kampung super disalurkan kepada sembilan kelompok ternak, ditambah 750 ekor itik untuk mendukung regenerasi populasi unggas di daerah.

“Kita buat sistem kelompok yang solid, dan setiap bantuan ternak kita ikat dengan MoU, khususnya soal pejantanan. Tujuannya agar keberlangsungan ternak tetap terjaga dan bisa menambah jumlah produksi telur maupun daging,” ungkap Idris.

Selain mendukung pendapatan keluarga, produksi telur dari program ini juga ditujukan untuk peningkatan gizi, terutama dalam upaya menurunkan angka stunting di Buton Selatan.

“Pemerintah serius dalam pengentasan stunting. Salah satunya lewat ketersediaan makanan bergizi seperti telur ayam dan itik. Kita juga pastikan kelompok ternak diberikan vaksin dan pakan yang tepat agar hasilnya optimal,” katanya.

Lebih jauh, Idris menuturkan bahwa rencana jangka panjang Dinas Pertanian adalah mendorong peternak dan petani untuk mandiri, tanpa ketergantungan terus-menerus pada bantuan pemerintah.

“Kita ingin membangun ekosistem pertanian dan peternakan yang berkelanjutan. Bukan semata soal bantuan, tapi bagaimana masyarakat bisa bangkit secara mandiri dan menjaga ketahanan pangan keluarga,” tutupnya.(Adm)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

IKLAN

Latest Articles