SATULIS.COM, BAUBAU – Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kota Baubau mengajak para awak media untuk ikut bersama-sama memantau pelaksanaan Pemilu 2024 mendatang. Meski, proses pelaksanaan Pemilu masih 2 tahun lagi, tetapi tahapan sudah mulai berjalan pada Juni 2022 mendatang.
Hal itu ditandai dengan penandatanganan MoU atau perjanjian kerjasama antara Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Baubau, La Ode Aswarlin bersama Ketua Bawaslu Baubau,, Azan.
Bawaslu menilai kerjasama ini sangat penting. Utamanya agar media massa mengambil peran dalam suksesnya pengawasan untuk mewujudkan penyelenggaraan pemilu dan pemilihan serentak 2024 yang demokratis dan berkualitas.
Koordinator Divisi Pengawasan Humas dan Hubal Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kota Baubau, M. Yusran Elfargani mengakui pemilu 2024 mendatang merupakan pekerjaan yang paling sulit dan belum pernah diselenggarakan. Hal itu disebabkan pelaksanaan pemilihan legislatif, presiden dan gubernur, bupati, wali kota diselenggarakan secara bersamaan di tahun yang sama.
“Ini tugas besar, mari kita sama-sama menyatukan gerak, satukan langkah dalam menyukseskan pesta demokrasi 2024. Jadikan pekerjaan ini menjadi pekerjaan bersama agar pesta demokrasi bisa lebih baik,” katanya, Kamis (14/04/2022).
Kata dia, peran pers begitu penting sebagai pengawas pemilu, apalagi dengan pengalaman jurnalistik yang sudah terbiasa ditemui di lapangan.
“Nah, apabila terjadi informasi yang berkaitan dengan pelanggaran pemilu, kami sangat terbuka menerima informasi lapangan para insan pers, diharapkan kita sama-sama terlibat dalam kesuksesan pemilu,” katanya.
Dia tidak menampik pola kerja Bawaslu ditingkat kecamatan dan kelurahan sebagian besar mengadopsi ilmu media massa. Diantaranya metode menggali informasi berdasarkan 5W+1H.
“MoU sudah kita lakukan semoga berjalan sesuai keinginan. Kita butuh partisipasi masyarakat dan insan pers. Olehnya itu, bila kita keroyok bersama atau dikerjakan secara gotong royong saya yakin pasti akan sukses,” tandasnya.
Ketua PWI Baubau, La Ode Aswarlin menekankan netralitas media massa dalam pelaksanaan pemilu dan pemilihan serentak. Hal itu bisa didapatkan dengan menjunjung tinggi kode etik jurnalistik dan undang-undang pers.
“Mari kita sama-sama memegang teguh pedoman kita yang termuat dalam kode etik jurnalistik dan undang-undang pers,” ujarnya.
La Ode Aswarlin mengatakan, dalam peliputan pemilu nanti wartawan akan mendapatkan tantangan berat.
“Tantangan terberat adalah mempertahankan objektivitas, imparsialitas, dan keberimbangan di tengah kepentingan untuk memanipulasi media bisa datang dari dalam (manajemen/pemilik media) maupun dari luar media (peserta pemilu) sangat besar,” katanya. (Adm)