PASARWAJO – Tiga putra Wabula berhasil merebut juara 1, 2 dan 3 pemilihan Laoti pada Festival Pesona Budaya Tua Buton 2019. Penentuan pemenang diumumkan saat malam grand final di panggung alun-alun Kompleks Perkantoran Takawa, Kamis (22/08).
Ketiga putra Wabula tersebut yakni, Muhammad Riskiyanto (juara 1), Muh Zulfikram Ali (juara 2), dan Reksal Fadillah (juara 3).
Sementar tiga putri Kabupaten Buton yang berhasil menjuarai pemilihan Waoti yakni Anisa Amlia Basalamah (juara 1), Jihan Anifa (juara 2), dan Wulandary Veronika (juara 3).
Berdasarkan keputusan juri, Muhammad Riskiyanto dan Anisa Amalia Basalamah kemudian dinobatkan sebagai duta pariwisata Kabupaten Buton 2019. Sebab yang berhak menyandang itu hanya juara 1 Laoti dan Waoti.
Sebelumnya setelah melalui berbagai tahapan seleksi, ada 34 peserta yang berhasil menembus babak grand final. Untuk menentukan tiga besar dari Laoti dan Waoti, setiap peserta harus mampu menjawab pertanyaan juri secara gamblang. Pertanyaan terakhir langsung dari Bupati Buton La Bakry.
Poin yang terkumpul dalam malam grand final tersebut membawa Muhammad Riskiyanto mendapat nilai 1092 dan berhak atas juara 1 Laoti. Dia disusul M Zulfikar Ali dengan nilai 1091 dan Reksal Fadillah 1089.
Sedangkan poin tertinggi atau juara 1 untuk Waoti dipegang Anisa Amlia Basalamah dengan nilai 1093. Disusul tertinggi kedua Jihan Anifa dengan nilai 1092, dan ketiga Wulandary Veronika 1090.
Bupati Buton La Bakry mengatakan, duta pariwisata terpilih akan diberi pembinaan guna ditingkatkan wawasan dan pengetahuannya tentang potensi wisata Buton. Sebab, mereka nanti yang akan mendampingi kegiatan pariwisata daerah dalam ivent serupa di tingkat provinsi maupun pusat.
Pemkab Buton ke depan akan membuka peluang lebih besar lagi. Partisipasi generasi mudah diharapkan bisa lebih tinggi. Laoti dan Waoti bukan berarti pria tampan atau wanita cantik. Akan tetapi, lebih kepada panggilan kasih sayang dalam lingkup keluarga Buton.
Orang Buton dalam menilai seseorang tidak cukup hanya dari bentuk fisik. Keluhuran hati, kesopanan, berkelakuan baik, menghargai yang lebih tua, peduli sesama, dan sebagainya menjadi yang paling utama.
Cerdas dan berilmu juga menjadi salah satu indikator dalam pemilihan Laoti dan Waoti di Festival Pesona Budaya Tua Buton kali ini.
Untuk menjadi duta wisata Buton tersebut, secara garis besar ada empat kategori penilaian yang harus dipenuhi. Yakni, pandai merawat diri, cerdas, berkepribadian luhur, serta menguasai Bahasa Buton dan Bahasa Asing.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buton, La Ode Zainuddin Napa, melalui Sekretaris Dinas Kominfo dan Persandian Kabupaten Buton, Alimuddin Matu mengatakan, peserta Laoti dan Waoti boleh dari pelajar SMA/sederajat, mahasiswa, utusan kecamatan, ataupun kalangan umum lainnya. Asalkan, berusia minimal 15 tahun dan maksimal 24 tahun.
Selain itu, tinggi badan juga akan diukur. Laoti minimal 168 cm, dan minimal 157 untuk Waoti. Pakaian yang dikenakan wajib berkhas Buton.
“Waoti mengenakan pakaian Kabubua, dan Laoti mengenakan Ajo Bhantea,” jelas Alma sapaan Alimuddin Matu. (***)